Data harga Cement per Des’16 terlihat Flat dibanding Nov’16 seiring dengan adanya peningkatan permintaan menjelang akhir tahun. Namun harga pada 4Q16 turun secara QoQ (dibanding 3Q16) dengan penurunan rata – rata sebesar -3% s.d -5%.
Secara siklus, permintaan (penjualan) semen domestik memang meningkat pada 4Q dan cenderung merupakan permintaan tertinggi. Adapun untuk permintaan di 4Q16, peningkatkan pada 4Q hanya mampu membuat permintaan semen sepanjang 2016 cenderung Flat (sejak 2014).
Pemain semen yang baru terus bermunculan terutama sejak 2015 dimana dengan adanya pemain baru, maka pangsa pasar pemain lama secara otomatis tergerus. Pangsa pasar emiten yang termakan paling parah adalah SMCB yang turun dari 12.2% di 2Q16 menjadi 11.1% di 3Q16. Untuk INTP dan SMGR cenderung mampu mempertahankan pangsa pasar antara 2Q16 dan 3Q16. Bahkan untuk SMGR, pangsa pasar 3Q16 (42.2%) justru meningkat dibanding pangsa pasar 3Q15 (41.9%). Hal ini mengindikasikan SMGR mampu menangkap peluang pembangunan infrastruktur di luar Jawa (karena pabrik SMGR tersebar di beberapa pulau besar). Peningkatan pangsa pasar SMBR di 3Q16 (2.8%) dari 2.5% di 2Q16 mengindikasikan pembangunan infrastruktur di Sumatera Selatan. Meski demikian, pangsa pasar SMBR turun dibanding 3Q15 (2.9%).
Kondisi Oversupply tersebut diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan pembangunan pabrik semen dan munculnya pemain semen yang baru. Dengan permintaan yang naik lebih sedikit dibanding kapasitas produksi, utilisasi pabrik akan cenderung turun di 2017. Dengan demikian, ada kapasitas pabrik yang berlebih dan tidak dipergunakan dan hal ini mengindikasikan permintaan rendah yang berpotensi menurunkan harga jual. Beberapa analis memperkirakan 2017 adalah Bottom dari Utilization Rate pabrik semen. Artinya, ada potensi Oversupply mulai mereda di 2017 dimana setelah 2017, permintaan dapat terus mengejar persediaan sehingga harga berpotensi membentuk Bottom (tidak turun lagi) di 2017 dan mulai meningkat di 2018.
Perlu diingat bahwa semen berkorelasi erat dengan pembangunan dan penjualan rumah dibanding dengan pembangunan infrastruktur. Oleh karena itu, Bottom-nya industri semen di 2017 cukup sejalan dengan Bottom-nya industri properti residential di 2017. Seperti halnya industri properti residential yang diperkirakan membaik di 2018, begitupun dengan industri semen. Dengan demikian, untuk View jangka panjang, tahun 2017 adalah tahun yang kemungkinan tepat untuk membeli dan meng-akumulasi sektor Cement (dan juga sektor Property Residential).
SMGR menjadi salah satu pilihan tepat karena memiliki pabrik yang tersebar diberbagai pulau di Indonesia, pemimpin pasar dengan merek yang kuat serta memiliki kapitalisasi pasar yang terbesar diantara emiten lain.
Anda memiliki kesempatan untuk bergabung dalan Channel Telegram CTS HOT INFO (Free Trial CTS Hot Info) selama 1 minggu kedepan dengan cara KLIK pada LINK di bawah (di smartphone atau PC anda yang sudah terinstal Telegram)
Join Telegram :
https://telegram.me/trialctshotinfonov
Website Administrator
Creative Trading System | Creative Idea in Stock Market
1 comment
ternyata dalam bisnis semen indonesia, captive market yg digarap baik oleh semen baturaja di wilayah sumatera mendorong sentimen positif pada harga sahamnya