Hari ini, 20 April 2015 tepat 6 bulan Jokowi resmi menjadi Presiden, tidak terasa sudah satu semester kita lewati di bawah kepemimpinan Pria sederhana asal Solo ini. Kita semua tentu masih ingat bagaimana populernya Jokowi terutama di awal tahun 2014 lalu, beliau adalah tokoh pertama di Republik ini yang diminta rakyat untuk menjadi Presiden meskipun dirinya sendiri belum menyatakan bersedia mencalonkan diri menjadi Presiden. Jokowi adalah Presiden Harapan Rakyat, tokoh yang dipercaya bangsa ini akan membawa akan mendatangkan perubahan.
Selama masa kampanye bahkan pada saat masuk ke istana Jokowi selalu diiringi oleh pesta rakyat menunjukan besarnya harapan masyarakat Indonesia terhadap sosok pembawa perubahan di negara ini. Namun 6 bulan berlalu, periode yang membuat Jokowi dan semua orang sadar bahwa jalan menuju perubahan tidak akan menjadi jalan yang mudah.
Memang tidak mudah bagi seorang Pria Kurus asal Solo untuk dapat merubah 230 juta penduduk Indonesia, dengan budaya dan karakter bangsa yang sudah terbentuk lebih dari 50 tahun apalagi hanya dalam jangka waktu 6 bulan. Belum lagi puluhan ribu politikus, dan jutaan aparatur negara yang merasa dirugikan akan dengan perubahan yang dilaksanakan Jokowi.
Hari ini kami akan membahas bagaimana raport pemerintahan Jokowi – JK dalam 6 bulan pertama ini :
KINERJA EKONOMI
Dalam 6 bulan ini Pemerintah melakukan banyak kebijakan yang memberi pengaruh besar terhadap kondisi ekonomi aktual. Kebijakan paling berpengaruh tentunya kenaikan harga BBM, keputusan pemerintah untuk mengurangi subsidi BBM memang sudah direncanakan dari jauh hari, bukan hanya itu pemerintah juga melakukan kebijakan ‘floating harga BBM’ mengikuti fluktuasi harga minyak dunia, sehingga tidak ada lagi kepastian biaya bahan bakar.
Kebijakan sebenarnya adalah kebijakan yang baik, dan juga dilakukan di hampir semua negara importir BBM, kebijakan ini akan sangat baik untuk mengurangi beban subsidi BBM di APBN meskipun harga minyak dunia berfluktuasi di masa yang akan datang.
Dengan diterapkannya kebijakan ini pembiayaan untuk pembangunan infrastuktur tidak akan terganggu meskipun harga minyak dunia mengalami kenaikan di masa yang akan datang.
Namun dampak jangka pendek dari kebijakan tersebut membuat kondisi ekonomi menjadi lesu, karena pelaku bisnis di Indonesia tidak terbiasa dalam dengan keadaan ini, setelah selama puluhan tahun dimanjakan dengan BBM bersubsidi dan harga BBM yang stabil. Kenaikan dan fluktuasi harga BBM sangat menyulitkan banyak pelaku usaha dalam beberapa bulan terakhir ini. Salah satu dampaknya adalah harga kebutuhan pokok terus naik, meskipun harga BBM naik turun.
Selain itu banyak kebijakan baru seperti pembebanan pajak di sana – sini, pembatasan import, pengurangan anggaran aparatur negara, membuat hampir semua sektor usaha di negara ini mengalami ‘shock’ terhadap banyaknya perubahan yang dilakukan oleh pemerintah dalam periode yang cukup singkat.
Efek ini juga terlihat dalam hasil survey yang dilakukan Poltracking yang mengatakan 66% dari penduduk Indonesia tidak puas dengan kinerja Ekonomi pemerintahan Jokowi – JK.
Satu hal yang cukup mengkhawatirkan bagi para pelaku usaha adalah sampai saat ini pemerintah terlihat belum menunjukan akan adanya masa pelambatan dalam melakukan berbagai macam manuver ekonomi tersebut, jadi bukan mustahil para pelaku usaha masih akan terus mengalami ‘shock’ yang baru dalam beberapa beluan kedepan, yang dapat membuat kelesuan ekonomi terus berlangsung. Sesuatu hal yang kemungkinan tidak disukai oleh banyak pihak apalagi jika mengingat efek dari project pembangunan infrastuktur yang dijanjikan tidak akan terasa di waktu dekat.
Kami memberikan nilai 6.5 terhadap kinerja ekonomi pemerintah dalam 6 bulan pertama ini, kami melihat maksud dan arah yang baik di balik berbagai kebijakan yang dilakukan pemerintah, namun kami juga merasa pemerintah perlu melakukan sedikit pelambatan pada semester kedua ini demi memberikan waktu untuk pelaku usaha beradaptasi terhadap berbagai perubahan, dan aktivitas ekonomi kembali bergairah.
KONDISI POLITIK
Sejak awal kemunculan Jokowi ke kancah politik nasional, kondisi politik di negara ini terus memanas, diawali sejak masa Pilpres, persaingan Jokowi – Prabowo, perseteruan KIH dan KMP dan yang terbaru Jokowi malah mulai berseteru dengan partai pendukungnya sendiri PDI-P di satu sisi hal ini menunjukan bahwa Jokowi bukanlah boneka Megawati, namun di sisi lain karakter keras Jokowi yang sangat sulit berkompromi membuat ketegangan politik terus berlangsung setahun terakhir. Kondisi ini membuat semakin tidak jelas siapa yang akan mendukung pemerintah di DPR.
Belum lagi konflik KPK – Polri yang juga menurunkan popularitas Jokowi di mata masyarakat membuat , hasil survey mengatakan hanya 44% masyarakat yang puas dengan pemerintahan Jokowi 6 bulan ini. Artinya selain ‘banyak musuh’ di DPR, popularitas Jokowi juga menurun drastis di mata masyarakat.
Bagaimanapun keadaannya menjaga kestabilan Politik adalah salah satu tugas seoarang Presiden dan Jokowi tidak melakukan tugasnya ini dengan baik, memang sejauh ini suhu politik masih naik-turun dan belum terlihat keadaan ini akan mengarah ke kerusuhan massa atau Impeachment , namun jika dibandingkan dengan masa pemerintahan SBY kondisi saat ini jauh lebih buruk.
Kami memberikan nilai 5 , terhadap kinerja pemerintahan dalam menjaga kondisi politik dan popularitasnya di mata rakyat, kami memahami memang tidak mudah bagi Jokowi untuk menepati janji-janjinya kepada rakyat, dan tetap mendapat dukungan di parlemen, namun untuk menjamin pemeritahan yang berjalan baik 4,5 tahun kedepan Jokowi – JK harus melakukan tugasnya dengan lebih baik dalam mengendalikan Kondisi Politik dalam negeri.
KESIMPULAN
Misi mendatangkan perubahan untuk republik ini memang bukanlah misi yang mudah, dalam 6 bulan pertama kita bisa melihat bahwa Jokowi bekerja keras untuk menjalankan rencana-rencananya membangun Indonesia yang lebih baik di masa yang akan datang, perbaikan-perbaikan di berbagai sektor terus dilakukan, kebobrokan-kebobrokan yang selama puluhan tahun disebunyikan mulai terbuka dan terus diperangi.
Namun banyaknya perubahan dalam periode yang singkat membuat banyak pihak menjadi merasa dirugikan oleh perubahan tersebut, baik dari kalangan politikus, aparatur negara, pengusaha, dan rakyat kecil merasakan bahwa perubahan meskipun untuk kebaikan tidaklah mudah untuk diterima. Dalam hal ini kita melihat Jokowi seperti terlalu ‘cuek’ dalam menghadapi keluhan rakyat, dan perlawanan para elite politik, jika terus berlangsung kondisi ini dapat mengancam kelangsungan pemerintahan ini sendiri.
Melihat kinerja Jokowi sejauh ini kami masih sangat optimis Jokowi adalah orang yang terbaik untuk memimpin negara ini, namun kami berharap kepedulian Jokowi terhadap kondisi actual lebih ditingkatkan demi kelancaran jalanya pemeritahan dan roda ekonomi. [follow_me]
Website Administrator
Creative Trading System | Creative Idea in Stock Market
1 comment
Pa,
Thanks atas artikelnya.
Di atas tertulis ….Selain itu banyak kebijakan baru seperti pembebanan pajak di sana – sini => menurut survey rakyat menengah ke bawah makin bertambah miskin, susah, menderita, jadi sebaiknya pilih kebijakan lebih fokus ke kebocoran pajak di sana sini kepada oknum tertentu agar dikurangi misalnya 10% saja, lalu dimasukan ke kas negara, sudah lumayan untuk mendanai pembangunan, peraturan pajak sudah kelewatan amat sangat banyak .
Salam