Kita tentu pernah mendengar tentang ilustrasi ini, kita tidak perlu menjadi seorang pembalap hanya karena kita bisa mengendarai sepeda motor. Karena memang tidak semua orang mau dan mampu menjadi seorang pembalap. Meskipun dengan instrument yang sama, tetapi mereka punya kebutuhan yang jelas berbeda.
Demikian juga tidak semua Investor harus menjadi seorang Trader. Kebutuhannya jelas berbeda, Trader butuh kemampuan lebih untuk mengamati banyak factor sehingga aktivitas trading yang ia lakukan bisa lebih efisien dan efektif. Sedangkan seorang Investor mungkin punya kesibukan lain sehingga ia hanya membeli saham – saham yang memang tumbuh dari tahun ke tahun.
Lalu apa salahnya menjadi seorang investor? Tentu tidak ada yang salah, semua tergantung pilihan prioritas mana yang kita ambil. Semua ini menjadi salah ketika kita berencana menjadi seorang Trader, tetapi kita belum mempunyai skill yang cukup, sehingga market yang memaksa kita untuk menjadi seorang Investor. Dengan cara apa? Dengan membuat kita nyangkut.
Cut Your Losses & Let Your Profit Run
Bursa Saham adalah pasar yang sangat diminati oleh banyak investor karena keterbukaan informasi yang diberikan. Semua transaksi yang terjadi di suatu saham, semua tercatat dengan lengkap bahkan sampai ke setiap menitnya.
Sayangnya, keterbukaan informasi inilah yang nampaknya menjadi masalah bagi banyak trader, mereka terlalu mudah melihat setiap informasi yang mereka butuhkan sehingga mereka bisa sangat reaktif dalam melihat informasi yang mereka dapatkan. Ditambah factor uang yang terlibat, sikap reaktif yang mereka hasilkan menjadi terlihat sedikit tidak waras. Mungkin mereka masuk dengan perencanaan yang matang, tetapi tidak berhasil keluar dengan kondisi psikologis yang sehat.
Setiap kesalahan yang dimaksud umumnya berakar pada kedua hal ini, terlalu pesimis terhadap profit yang mampu kita hasilkan dan terlalu optimis terhadap kesalahan yang kita buat. Sehingga membuat kita terlalu cepat memangkas profit, dan terlalu lama menahan rugi.
Bila diibaratkan, Saham sama seperti pohon, butuh waktu untuk bertumbuh dengan baik. Dan pohon yang baik tidak bisa bertumbuh baik jika terus dipindahkan dari tempat dimana ia ditanam. Dan kita juga tidak bisa terus berharap pada pohon yang kita tahu tidak memiliki benih yang baik, karena jika kita terus menahannya, maka ini akan membuang waktu kita dan tenaga kita.
Dan yang lebih mengerikan, jika kita terus berpandangan seperti itu, cukup 1 kerugian besar untuk menghapus semua profit yang sudah kita kumpulkan sejak pertama kali kita trading.
Realtime Market -> Bull is Here
Mungkin hal ini tidak terlalu berpengaruh bila market sedang dalam kondisi bearish, karena kita berpikir semua orang mengalami hal yang sama. Semua orang dalam kondisi rugi, dan kita tahu sangat sulit untuk menghasilkan keuntungan ditengah market yang sedang bearish.
Namun apabila kita sudah berada dipenghujung masa bearish seperti yang terjadi sekarang ini, kita bisa melihat banyak Investor Asing mulai masuk, mulai terjadi banyak akumulasi dari para pemain besar, ditambah kenaikan harga yang seperti memberi sinyal untuk segera masuk di saham itu, namun sayangnya, kita sudah tidak punya cukup modal untuk membeli banyak di saham tersebut, disinilah efek – efek dari kesalahan kita mulai terasa.
Kita mungkin harus menambahkan dana segar baru, atau mungkin kita menunggu saham yang nyangkut mulai naik, baru kita berpindah ke saham lain. Kejadian inilah yang membuat seorang trader dipaksa pindah profesi menjadi seorang Investor. Mereka hanya bisa menikmati dari luar, menjadi komentator atau tim hore disaat market sedang dipenuhi aksi spektakuler Mr Bull.
Kondisi market saat ini sedang mempertontonkan aksi luar biasa Investor Asing dalam mengangkat saham big caps yang ada di bursa kita. Bahkan di minggu lalu, kita bisa lihat Investor Asing inflow lebih dari 1 Triliun, dalam 3 hari berturut – turut. Ini merupakan suatu kondisi yang langka terjadi. Kondisi ini terakhir terjadi pada bulan Mei 2014 lalu. Dan karena itu, ini merupakan pertanda baik yang sangat langka, yang mengindikasikan bahwa Mr Bull sudah berada di bursa kita.
Akhirnya yang ditunggu – tunggu oleh semua investor sepanjang tahun 2018 ini, sudah datang. Namun pertanyaannya, apakah anda masih bisa menikmati berkah yang dibawa Mr Bull ini? Ataukah justru anda hanya bisa menikmati dari luar, dan berharap saham nyangkut yang anda miliki bisa ikutan naik?
Kita perlu mengetahui suatu fakta yang terus dijaga oleh seorang Market Maker yaitu, mereka perlu sedikit kasih makan Investor Ritel, karena jika tujuan Market Maker adalah menghabisi investor ritel, maka tidak ada yang mau lagi trading saham, dan jika tidak ada yang trading saham, maka sia sia semua yang mereka lakukan. Beli barang sendiri, makan sendiri. Oleh karena itu, meskipun kita tahu mereka bisa mengontrol pergerakkan harga, mereka punya kendali atas mayoritas saham, tetapi mereka tetap akan memberikan kita kenikmatan trading di bursa saham. Supaya apa? Supaya mereka tetap memiliki pembeli saat mereka mau jualan.
Kesimpulan
Kesimpulan dari semua ini adalah, jangan menunda mengakui bahwa anda melakukan kesalahan dalam trading. Kita semua melakukannya, seorang trader yang dijuluki Turtle Trader, yaitu Richard Dennis, juga melakukan banyak sekali kesalahan. Sejarah mencatat bahwa dalam satu tahun, ia pernah memiliki win ratio hanya 5%, yang berarti jika ia melakukan 100 trade dalam 1 tahun, hanya 5 trade saja yang berhasil memberikan keuntungan. Namun dalam alhasil, ia tetap membawa keuntungan.
Ini terjadi karena ia sadar ia melakukan kesalahan, dan segera memotongnya. Dan apa yang ia lakukan dengan profitnya, adalah terus membiarkan keputusan benar membawa portfolionya bertumbuh.
Oleh karena itu, jangan pesimis terhadap profit yang mampu kita hasilkan dan jangan optimis terhadap kesalahan yang kita buat. Agar anda tidak dipaksa pindah oleh Market, dari seorang Trader, menjadi seorang Investor.
Joseph Gabetua S.S.T.
Analyst of Creative Trading System. Relentless Trader and Part Time Investor. Huge dreams, Small me.