Bulan September sudah berakhir, tanpa terasa kita sudah memasuki kuartal ke 4 di tahun 2018 ini, dan seperti sama-sama sudah kita ketahui sepanjang tahun 2018 ini trader-trader di IHSG bisa dikatakan masuk dalam masa ‘paceklik’, dimana sejak bulan Februari lalu investor asing memutuskan untuk terus jualan di bursa kita sehingga IHSG pun mau-tidak mau harus masuk dalam trend bearish.
Namun jika kita melihat kondisi market di akhir bulan September lalu, kondisi tersebut kemungkinan akan berubah, trend bearish di IHSG kemungkinan akan segera berakhir, dan IHSG pun tampaknya sudah semakin siap untuk bergerak naik lagi karena inflow asing yang adalah satu-satunya kekuatan yang bisa membawa IHSG kembali ke trend bullish tampaknya sudah mulai kembali lagi ke bursa kita.
Seperti sudah kami bahas dalam 2 minggu terakhir, dimana kika kita mengacu pada 2 Teori Foreign Flow maka sudah ada 2 syarat yang dipenuhi untuk mengkonfirmasi kalau fase akumulasi sudah dilakukan investor asing di IHSG.
- Pertama, diawali oleh INFLOW yang signifikan, dimana pada hari Jumat 2 minggu lalu terjadi inflow asing sebesar 1 Triliun dalam 1 hari. Jika mempelajari kebiasaan investor asing selama ini, Inflow lebih dari 1 Triliun dalam 1 hari adalah indikasi kuat kalau investor asing suda serius melakukan fase akumulasi pada saham-saham unggulan di IHSG.
- Kedua, Investor Asing sudah mulai konsisten melakukan akumulasi di IHSG. Fase akumulasi bisa juga diartikan sebagai musim pembelian investor asing, dan dalam musim beli tentunya investor asing akan konsisten melakukan pembelian, dimana hampir setiap hari mereka fokus membeli saham-saham di bursa kita. Itulah yang kurang lebih sedang terjadi di IHSG saat ini, dan dalam teori foreign flow, itu adalah indikasi yang kuat kalau asing sudah lebih serius untuk mengumpulkan ‘barang’ dan jika itu terus, cepat atau lambat IHSG akan bergerak naik lagi.
Dan jika kita berpikir lebih dalam mengenai fase akumulasi asing di IHSG, kita tentu tahu selain niat beli investor asing di bursa kita, diperlukan satu faktor lagi untuk fase akumulasi bisa terjadi, yaitu niat jual investor lokal pada umumnya. Karena tidak ada gunanya investor asing mau membeli, kalau investor lokalnya tidak mau jualan.
Jadi jika kita belajar dari sejarah awal dari fase akumulasi umumnya terjadi ketika masih banyak berita negatif yang mendatangkan kekhawatiran bagi investor lokal sehingga membuat para investor dalam negeri rela menjual murah sahamnya ke investor asing, dan di masa itulah investor asing bisa dengan tenang mengakumulasi dari para investor lokal. Dan jika melihat kondisi saat ini trend pelemahan nilai tukar rupiah kemungknan bisa menjadi berita yang mendatangkan kekhawatiran tersebut pada investor lokal.
Jika kita analogikan ke dalam istilah pertanian, awal fase akumulasi adalah masa menanam, dimana dalam masa menanam hasilnya belum terlihat, padinya belum tumbuh, namun meskipun hasilnya belum terlihat para petani terus menanam setiap hari karena mereka tahu pasti kalau sekarang adalah masa menanam bukan masa panen, jadi fokus mereka tentunya hanya menanam. Dan masa menanam bagi orang yang tidak mengerti tentunya akan sangat membosankan, karena setiap hari kita bersusah-susah ke sawah untuk menanam benih tanpa melihat hasilnya, namun bagi petani mereka tahu pasti bahwa tanpa ada masa menanam, tidak akan ada masa panen.
Itulah yang kemungkinan akan terjadi di IHSG, dalam masa menanam ini kemungkinan gerakan IHSG akan dibuat tidak terlalu bergairah, dimana IHSG akan naik turun dengan range yang terlalu besar, dan ketika para investor lokal mulai optimis, di saat itu investor asing justru akan menurunkan IHSG, karena optimisnya investor lokal berarti investor lokal mau ikut membeli, dan kalau semua investor lokal mau beli, mereka tidak bisa belanja, jadi untuk memadamkan semangat tersebut investor asing biasa akan menurunkan IHSG dulu beberapa saat, tepat seperti yang terjadi di minggu lalu dan sudah kami katakan di awal minggu lalu.
Namun sebagai investor lokal yang sudah memahami ilmu foreign flow, kita tentunya tidak perlu mengikuti investor lokal pada umumnya, apalagi bagi kita yang sudah mengerti perinsip ada waktunya menanam, dan ada waktunya panen, dan ketika musim menanam tentu fokus kita juga sebaiknya menanam, dan tidak berharap buru-buru untuk panen.
Karena kualitas panen ditentukan oleh kualitas masa menenam, semakin banyak benih yang ditabur, semakin banyak pula hasil panennya di kemudian hari.
Pembahasan mengenai musim-musim di IHSG adalah salah satu fokus pembahasan kami dalam acara Market Outlook Kuartal 4 yang akan kami adakan hari Rabu ini, acara ini akan diadakan secara online, dan terbuka untuk umum. Bagi rekan-rekan yang tertarik untuk mengikuti acara ini, anda bisa mendaftarkan diri anda di Outlook Q4: Menyambut Fase Baru IHSG di Akhir Tahun
Founder & Creative Director of Creative Trading System.
Creative Thinker, Stock Trader, Typo Writer & Enthusiastic Teacher.
Big believer of Sowing and Reaping.
Just A Simple Man with Extraordinary God