Dalam artikel sebelumnya kami menceritakan pengalaman seorang investor yang berhasil memperoleh keuntungan ribuan persen dengan menggunakan ‘cara paling bodoh’ yang pernah saya dengar. Namun bagi anda yang sudah pernah trading saham atau mendengar pengalaman orang yang sudah trading saham, anda menyadari kalau tidak semua investor yang berkecimpung di bursa saham merasakan hal yang sama.
Ada banyak juga investor yang sudah lama ‘malang-melintang’ di bursa saham, namun keuntungan yang diperolehnya masih segitu-segitu saja, bahkan ada juga investor yang sampai sekarang masih rugi setelah berinvestasi atau yang biasa kita kenal dengan istilah ‘nyangkut’ di saham.
Jika membahas mengenai ‘nyangkut’ di saham, tidak ada saham yang lebih banyak ‘menyangkutkan’ investor, daripada saham BUMI. Bumi Resources Tbk adalah salah satu perusahaan batubara terbesar di Indonesia yang dimiliki oleh keluar Bakrie. Saham perusahaan ini adalah saham paling fenomenal di bursa kita, dan mendapat gelar ‘Saham Sejuta Umat’ karena hampir semua orang yang aktif bertransaksi di bursa kita pernah membeli saham ini.
Yang membuat saham ini sangat fenomenal adalah pergerakan harga sahamnya, di tahun 2006 harga saham perusahaan ini masih 700an namun di tahun 2008 harganya 8000an. Ketika krisis 2008-2009 lalu saham ini terkena impact yang sangat besar dan harganya turun sampai ke 500an.
Setelah krisis berangsur-angsur pulih, saham ini menjadi salah satu saham yang paling cepat naik harganya sampai ke 3.000an, namun sejak tahun 2012 ketika saham-saham batubara lainnya masih naik saham ini terus bergerak turun, bahkan terus turun sampai mencapai batas harga terendah yang diijinkan bursa di 50 rupiah di tahun 2015 lalu.
Dan seperti terlihat pada grafik di atas di pertengahan tahun 2016 lalu saham BUMI bangkit lagi, dari 50 ke 500, dan ketika semua orang sudah optimis dan percaya harga saham ini bisa balik lagi ke 2.000an karena terus naiknya harga batubara, harga BUMI saat ini justru kembali turun ke bawah level 200.
Jadi jika kita menggunakan metode ‘nabung saham’ di saham BUMI tentunya kita tidak akan memperoleh keuntungan yang sama dengan yang kita peroleh dengan yang diperoleh dengan ‘nabung saham’ BBCA. Jadi memang kita perlu memilih dengan baik saham yang akan kita tabung sahamnya. Sama seperti menabung di BANK, dasar pertimbangan kita yang utama adalah keamanan uang kita, dan bukan bunga yang dijanjikan, begitu juga dengan menabung saham, faktor keamanan investasi harus jadi faktor pertimbangan yang utama.
Dengan mempelajari 2 contoh kasus nabung saham BBCA yang memberikan profit ribuan persen, dan nabung saham BUMI yang harganya naik turun secara ekstreme, ada beberapa 5 pelajaran penting yang bisa kita ambil, 2 diantaranya akan kami bahas disini :
Menabunglah di saham perusahaan yang anda kenal, kita semua kenal BANK BCA namun hanya sebagian kecil dari kita mengenal perusahaan Bumi Resources, lebih sedikit lagi yang pernah berurusan dengan perusahaan batubara tersebut. Ironisnya jumlah investor yang membeli saham BUMI bisa ratusan kali lipat lebih banyak daripada yang membeli saham BBCA, jadi tidak heran kita sering mendengar cerita-cerita negatif tentang trading saham.
Pengenalan akan perusahaan yang akan kita beli sahamnya sangatlah penting, karena dengan mengenal dan memilih berinvestasi di perusahaan tersebut itu artinya kita sudah yakin bahwa perusahaan tersebut punya prospek yang baik, dan kita sudah memahami sebesar apa resiko yang ada di masa yang akan datang, jadi kita tidak takut untuk menabung di saham tersebut. Karena dalam menabung, rasa aman dalam menabung saham tersebut sangatlah penting.
Analisa yang dilakukan sendiri selalu lebih baik daripada analisa orang lain, banyak investor merasa tidak ‘PD’ dalam melakukan analisa karena merasa tidak punya cukup banyak pengetahuan dan informasi akan cara menganalisa dan membuat valuasi dan harga wajar pada suatu saham.
Namun metode-metode rumit untuk menentukan harga wajar suatu saham, sebenarnya lebih banyak digunakan oleh para analis dan bukan investor. Kegunaan membuat harga wajar adalah untuk ‘jualan’, karena memang tujuan utama analis sekuritas memberikan rekomendasi dan harga wajar adalah supaya nasabahnya membeli saham tersebut, karena sekuritas mendapat fee dari pembelian yang dilakukan para nasabahnya.
Jadi kalau seorang analis ditugaskan untuk merekomendasikan saham yang harganya sekarang 2.000, maka kemungkinan akan dikatakan kalau harga wajar saham tersebut di 2.500 (analis diminta mencari satu metode yang membuat orang lain percaya kalau harga wajar saham ini di 2.500), harga wajar di 2.500 diperlukan supaya investor tertarik membeli saham tersebut karena berhadap harganya akan naik ke harga wajarnya. Kalau seandainya benar, dan harga saham tersebut sampai ke 2.500 maka harga wajarnya akan dinaikan ke 3.000, supaya nasabahnya mau membeli saham tersebut di harga 2.500. Jadi memahami metode-metode rumit tersebut sebenarnya tidak terlalu perlu.
Hal yang sama terjadi di saham BUMI dulu ketika harga sahamnya di 8.000an harga wajar saham ini dikatakan di level 10.000an, namun beberapa lama kemudian harga sahamnya terjun bebas turun ke 500an, setelah harga sahamnya jatuh harga wajarnya pun berubah ke 900an
Jadi dalam menabung saham jauh lebih baik kita melakukan analisa sendiri, sama seperti cerita seorang investor yang menabung saham BCA sebelumnya. Jadi kalau anda hanya kenal BCA, belilah saham BBCA. Kalau anda konsumen produk-produk Indofood, belilah saham ICBP. Atau kalau anda kebetulan bekerja di sektor pertambangan dan memahami bisnis perusahaan di sektor tersebut, tabunglah saham-saham pertambangan yang menurut anda berprospek.
Dengan melakukan analisa sendiri, anda tidak perlu bergantung pada orang lain yang umumnya memiliki kepentingan yang berbeda-beda dan belum tentu lebih tahu dari anda. Investasi ini menggunakan uang anda, jadi sebaiknya dilakukan berdasarkan analisa anda, dan didasari keyakinan anda.
Masih ada 3 pelajaran penting lainnya yang perlu diketahui untuk dapat memilih saham yang tepat untuk ditabung, materi ini akan kami share dalam Seminar Nasional Yuk Nabung Saham, yang akan diadakan di Gedung Bursa Efek Jakarta, 28 Oktober 2017. Anda bisa mendapatkan undangannya secara gratis disini.
Nasib Investor Yang Nabung Saham BUMI
Saham BUMI terus bergerak naik-turun secara luar biasa 10 tahun terakhir, sudah belasan ribu bahkan mungkin puluhan ribu trader yang mengalami kerugian karena mencoba mencari keuntungan dari saham sejuta umat ini. Ironisnya trader-trader yang mengalami keriguan tersebut umumnya bukanlah ‘trader yang bodoh’ yang tidak tahu resiko harus ditanggung ketika membeli saham seperti BUMI, namun justru mereka adalah ‘trader pintar’ yang merasa dapat ‘mengalahkan’ bahaya di saham BUMI.
Pertanyaannya sekarang, jika seorang investor memutuskan untuk menabung saham BUMI setiap bulan, bagaimana hasil yang diperoleh investor tersebut.
NABUNG SAHAM BUMI SETIAP BULAN SEJAK 2006
Dalam tabel di samping kita bisa melihat hasil dari simulasi jika seorang investor setiap bulan mengalokasikan saham BUMI sebesar 1 juta rupiah sejak tahun 2006 lalu, ketika BUMI masih berada di harga 800an (sebelum naik ke 8.000 dan turun ke 50)
Dengan menggunakan metode tersebut ternyata investor yang menabung saham BUMI masing mengalam kerugian. Namun kerugiannya bisa dibilang masih sangat terbatas yaitu hanya 20.3% dari total modal yang diinvestasikan ke saham BUMI.
Kerugian tersebut jelas tdaik besar jika mempertimbangkan saham BUMI pernah turun dari 8.000 ke 50.
Dalam grafik di atas kita bisa melihat grafik perbandingan antara nabung saham, deposito dengan bunga 10% per tahun dan jumlah modal yang sudah dialokasikan di saham BUMI.
Kita melihat bahwa naik-turunnya harga BUMI yang extreme membuat nilai investasi kita di saham BUMI naik turun dalam 1 tahun terakhir ini, namun strategi nabung saham di saham ini jelas behasil mengurangi kerugian yang harus diderita oleh investor, bahkan sampai sekarangpun nilai investasi kita hanyak 20% dibawah modal.
Hal menarik lain yang bisa kita dapatkan dalam grafik tersebut adalah di awal tahun 2017 lalu ketika harga BUMI di 500an, nilai investasi dengan metode nabung di saham BUMI sempat berhasil ada di atas level keuntungan yang diberikan oleh Deposito. Artinya meskipun kita mulai membeli saham BUMI di harga 600 dan terus membeli saham ini ketika harganya 8000, 5000, 3000, 1000 namun karena kita terus membeli sampai ke harga 50, sehingga ketika harga BUMI naik ke 500 kita bahkan sudah berhasil memperoleh keuntungan mengalahkan deposito. Hal itu belum mengasumsikan dimana sebenarnya kita bisa membeli saham BUMI di harga jauh lebih murah di pasar nego ketika harganya terpuruk di 50 selama hampir 2 tahun, yang membuat rata-rata modal kita di saham BUMI menjadi jauh lebih rendah.
Hal ini membuktikan bahwa meskipun banyak ditentang oleh para trader jangka pendek, menabung saham sebenarnya bukan merupakan strategi yang buruk, dan merupakan salah satu strategi yang layak kita pertimbangkan, karena bahkan di saham ‘seburuk’ BUMI pun metode ini terbukti bisa meminimalisasi resiko yang harus ditanggung para investor.
Bahkan kalau kita baru mulai menabung saham 5 tahun yang lalu sejak tahun 2012 ketika harga BUMI masih di 2000an, keuntungan yang didapaktan dari Nabung Saham BUMI setiap bulan dari 2012 sampai saat ini sudah lebih tinggi dari deposito.
Itulah sebabnya setelah berhasil mengenalkan dan mempopulerkan Analisa Bandarmologi dan Foreign Flow yang saat ini sudah diakui sebagian besar investor sebagai salah satu alternative analisa selain Analisa Fundamental dan Technical, selanjutnya Bursa Efek Indonesia meminta kami untuk mengedukasi para investor dan calon investor di bursa kita untuk meng-edukasi para investor ritel mengejarkan cara-cara sederhana dan menguntungkan untuk menabung saham, yang bisa digunakan terutama untuk investor sibuk yang tidak punya cukup waktu untuk memantau pergerakan harga saham dan untuk belajar Analisa Bandarmologi.
Anda bisa melihat hasil-hasil riset yang kami lakukan, dan mempelajari metode-metode sederhana yang bisa anda terapkan untuk menabung saham dalam Seminar Yuk Nabung Saham yang akan diadakan di Jakarta. Daftarkan diri anda segera karena tempat sangat terbatas.
Website Administrator
Creative Trading System | Creative Idea in Stock Market