Dalam 2 hari terakhir saham TLKM mengalami koreksi yang cukup dalam, penurunan tersebut disebabkan oleh aksi jual besar-besaran yang dilakukan oleh investor asing dalam perdagangan 2 hari terakhir. Tercatat dalam perdagangan hari Selasa investor asing menjual saham ini sebanyak 932 Milyar, jumlah tersebut berhasil memecahkan record penjualan asing terbesar di saham TLKM dalam 2 tahun terakhir. Yang lebih luar biasa lagi pada perdagangan kemarin outflow asing malah lebih besar lagi, sebesar 1.02 Triliun, artinya dalam 2 hari berturut-turut asing mencatatkan record outflow di saham ini.
Besarnya aksi distribusi asing di saham ini memang sudah cukup lama menarik perhatian para Analis Foreign Flow, kami sudah sempat memperingatkan para pembaca website kami 2 minggu yang lalu, karena pada saat itu meskipun harga TLKM belum bergerak turun, namun investor asing terlihat terus melakukan distribusi di saham ini dalam jumlah yang besar dan sangat mengkhawatirkan. Menariknya pada saat itu para Broker-broker asing kompak memberikan rekomendasi beli untuk saham ini. (Analisa kami 2 minggu yang lalu dapat dibaca di : Broker Asing Rekomendasi Beli, Investor Asing Malah Profit Taking di Saham Ini !! )
Aksi ‘marketing’ yang dilakukan broker-broker asing tersebut semakin mengkonfirmasi besarnya niat jual investor asing di saham ini, karena kita tahu broker-broker asing umumnya terafiliasi dengan para fund manager asing, bukan cuma itu rekomendasi dari sekuritas asing sering kali lebih ‘didengar’ oleh para investor lokal.
Karena kita tahu untuk investor asing melakukan aksi jual besar-besaran seperti yang terjadi saat ini, butuh niat beli yang sama besarnya dari investor lokal. Dan untuk tetap menjaga niat beli investor lokal hari ini salah satu Broker Asing kenamaan Deutsche Bank kembali merekomendasikan beli saham ini dan memberikan target di 5.250.
Seperti anda bisa dibaca di atas, berikut adalah rangkuman yang diterima oleh Team CTS Hot Info dari Report yang dirilis oleh DB. Jika kita melihat alasan mengapa DB merekomendasi saham ini, alasannya masih sama dengan alasan yang diberikan oleh CS (Target 5.100), dan KZ (Target 5.600) pada saat merekomendasikan beli TLKM, 2 minggu yang lalu.
Jika melihat pergerakan investor asing saat ini kita melihat aksi jual asing di saham ini memang sangat luar biasa besarnya, total penjualan investor asing sendiri sejak awal bulan September lalu sampai penutupan hari Rabu ini sudah sebesar 6.6 Triliun.
Yang menarik untuk jadi pembahasan adalah siapa yang sedang memborong saham TLKM dalam jumlah sebesar itu, rumor yang beredar di market sejak beberapa waktu yang lalu, BPJS Ketenagakerjaan, Taspen dan beberapa institusi lokal sedang bersatu-padu untuk menampung saham ini. Kerjasama itulah yang membuat harga TLKM tidak terlalu jatuh sampai saat ini.
Kondisi yang sama bisa kita lihat jika melihat broker summary TLKM pada perdagangan hari Selasa lalu, kita bisa lihat CC (Mandiri Sekuritas) menjadi pembeli terbesar saham ini, kita tahu bahwa CC adalah broker yang paling banyak digunakan oleh para institusi pemeritah atau BUMN selama ini.
Di sisi lain 12 broker terbesar yang menjual saham ini semuanya adalah broker asing termasuk DB, KZ dan juga CS yang memberi rekomendasikan beli saham ini.
INVESTOR ASING vs INVESTOR LOKAL
Jika melihat peta kepemilikan Investor Asing yang dirilis oleh KSEI akhir bulan September lalu, kepemilikan investor lokal di saham yang beredar di publik saat ini hanya sebesar 17%, artinya 83% dari saham yang ada di publik dimiliki oleh investor asing. Jadi jika kita melihat dari sudut pandang ini, kita bisa melihat bahwa investor lokal jelas bukan tandingan investor asing.
Namun data yang sama juga menjelaskan bahwa aksi jual yang dilakukan investor asing di saham ini hanya merupakan aksi profit taking biasa, dan bukan aksi panic selling atau aksi ingin menjatuhkan saham ini seperti yang mereka lakukan di PGAS, karena jika harga TLKM terjun bebas maka nilai portfolio asing jugalah yang akan mengalami penurunan drastis.
SIAPA YANG AKAN MENANG ?!
Jika melihat aksi profit taking besar-besaran yang dilakukan asing saat ini, maka jelas Investor Asing menjadi pemenang saat ini. Seperti bisa kita lihat dalam Grafik Foreign Flow di atas, aksi jual investor asing saat ini merupakan aksi profit taking karena di awal tahun investor asing mengakumulasi saham ini di kisaran harga 3.800 – 4.700. Sementara aksi net sell asing yang terjadi sampai saat ini terjadi di kisaran harga 4.700 – 4.200. Dari proyeksi singkat yang kami lakukan kemungkinan profit berupa cash yang didapat investor asing dalam pergerakan mereka sepanjang tahun 2017 ini hampir mencapai 500 Milyar.
Namun di bursa saham tidak selalu harus ada yang rugi, bisa saja dalam jangka panjang kedua pihak sama-sama menang. Karena di bursa kita baik Investor Asing dan Raksasa Lokal memiliki peran yang berbeda, dan jika dilakukan dengan baik keduanya bisa sama-sama untung.
Salah satu contohnya terjadi di tahun 2016 lalu sampai awal tahun 2017
Dalam Grafik di atas kita bisa melihat pergerakan investor asing di saham TLKM dari bulan Okteber 2016 sampai akhir Februari 2017 lalu.
Seperti kita lihat pada fase distribusi asing pertama harga TLKM turun dari level 4.300an – 3.600an, dalam periode tersebut total investor asing menjual sekitar 4.1 Triliun artinya pada saat itu kembali terjadi perpindahan kepemilikan dari investor asing ke investor raksasa lokal seperti yang terjadi saat ini.
Setelah Fase Distribusi pertama TLKM sempat naik dalam 4 hari terakhir perdagangan tahun 2016 karena efek window dressing, seperti yang kami selalu bahas setiap akhir tahun. Lalu setelah itu aksi jual asing kembali terjadi di bulan Januari – Februari di kisaran harga 3.700 – 4.000 sebanyak 2.3 Triliun.
Jadi bisa disimpulkan pada periode tersebut terjadi perpindahan kepemilikan dari asing ke lokal sebanyak 6.4 Triliun, atau kurang lebih sama dengan jumlah yang terjadi sekarang. Pada fase ini investor lokal berfungsi sebagai ‘penahan’ supaya tidak terjadi kejatuhan di saham TLKM.
Baru di awal Maret investor asing mulai membeli kembali saham yang sebelumnya mereka jual, dengan average harga yang sedikit lebih tinggi dari average penjualan mereka sebelumnya, artinya investor lokal yang menampun juga berhasil memperoleh keuntungan dengan menjalankan perannya menjadi penampung aksi jual asing.
Akumulasi asing inilah yang kita bahas di bagian sebelumnya di atas, pembelian yang membuat TLKM naik sampai ke level 4.700an.Dan saat ini investor asing sedang melakukan aksi profit taking dari aksi akumulasi tersebut, yang membuat mereka memperoleh keuntungan hampir 500M jika dibandingkan dengan average pembelian mereka di fase akumulasi sebelumnya.
Dari kasus ini kita bisa sama-sama mengerti kalau investor asing dan investor lokal raksasa memang sama-sama memiliki peran di bursa kita, dan saling membutuhkan satu sama lain. karena asing tidak mungking memindahkan sahamnya senilai 6 Triliun ke investor ritel seperti kita.
Related : Jika anda tertarik untuk mempelajari lebih dalam mengenai Analisa Foreign Flow, terbuka kesempatan untuk anda mengikuti Workshop Foreign Flow yang akan diadakan di Surabaya (21 Oktober 2017) dan secara Online (17 – 19 November) di akhir tahun ini >>Info lengkap dan jadwalnya bisa dilihat disini<<
APA YANG DILAKUKAN OLEH INVESTOR RITEL ?!
Setelah memahami bagaimana harga saham bergerak seperti kami jelaskan di atas, sekarang sebagai investor ritel kita bisa memilih pihak manakah yang ingin kita ikuti? Raksasa Lokal yang berfungsi sebagai penampung, atau Investor Asing yang bertugas sebagai penggerak harga saham.
Jika dilihat dari profit yang masing-masing pihak dapatkan profit dari investor asing hampir selalu jauh lebih besar daripada investor lokal, selain itu karena investor asing bertugas sebagai penggerak maka time frame yang dibutuhkan untuk profit jika kita mengikuti pergerakan investor asing umumnya jauh lebih cepat, dibandingkan jika kita bergerak mengikuti investor lokal yang baru akan profit ketika asing memutuskan untuk melakukan buyback saham yang mereka jual.
Jadi sebaiknya kita baru kembali masuk ke saham ini ketika investor asing kembali melakukan akumulasi di saham ini. Kalaupun kita mau membeli sebelum harganya naik, jika kita mempelajari kasus di awal tahun, sebaiknya kita membeli ketika harga TLKM bergerak sideways, dan bukan ketika jatuh seperti sekarang.
Website Administrator
Creative Trading System | Creative Idea in Stock Market
3 comments
Mau tanya Pak Argha, Bapak bilang, “…..BPJS Ketenagakerjaan, Taspen dan beberapa institusi lokal sedang bersatu-padu untuk menampung saham ini.”.
Pertanyaannya, kenapa BPJS Ketenagakerjaan, Taspen, dll tidak membiarkan harganya TLKM turun sampai diharga termurah, dan kemudian baru beli di harga rendah. Khan kita investor ritel juga bisa beli di harga rendah juga…..hehehehe
Menurut saya kalau gak ada yang mau beli, gak akan ada yang jual besar-besaran juga… Penjualan besar gak mungking dilakukan kalau tidak terlihat ada pembeli besar…
Bang Argha, saya rasa ini cuma kantong kiri kanan, rumornya perpindahan saham dari asing (seller) ke local (buyer) dalam rangka realisasi tax amnesty (max Dec 2017). Jadi ada yang lewat crossing, ada juga aksi mark down seller jualan besar-besaran lewat regular market sambil pelan-pelan buy back lewat lokal di harga lebih rendah (ini menjawab mengapa guyuran asing besar-besaran selalu diikuti dengan buyer kakap lokal & volume IDX sangat besar, ketika TLKM total value 1.6 T, total value bursa mencapai 9-10 T). Investor asing di IDX mayoritas WNI juga (aseng, asiong), jadi setelah dec 2017 ini, kelihatannya dominasi asing akan berkurang, karena player WNI nya sudah berbaju lokal.
Sampai proses “balik nama” TA selesai, IDX akan dimaintajn ranging saja. Saya malah mendyga setelah TLKM, giliran BBCA, UNVR dan trio Himbara (BBRI, BMRI, BBNI). Kalaupun tidak semua 5 saham itu, paling tidak 2-3 saham dari 5 big cap itu yang akan terkena aksi mark down.
Mari kita cermati saja.