Bulan Desember lalu, di tengah kejatuhan harga minyak dunia, dan kejatuhan saham-saham batubara kami membuat beberapa posting yang mencoba mengajak rekan-rekan semua untuk melihat peluang di balik kepanikan yang terjadi di harga komoditas dunia, yang dimotori oleh penurunan harga minyak bumi. Pada saat itu kami mendapat banyak sorotan karena dianggap merekomendasikan satu sector yang sedang menuju kehancuran.
Karena semua berita memang sedang terfokus membahas mengenai suramnya prospek industri batubara dunia, dalam voting yang kami lakukan di bulan Desember lalu 20% dari pembaca percaya bahwa industri batubara dunia ada di awal dari kehancurannya di akhir tahun lalu.
Namun meskipun kami setuju bahwa outlook industri batubara kemungkinan tidak akan pernah kembali lagi ke masa jayanya di tahun 2008 lalu, karena perubahan peta kekuatan dalam produsen oil dunia, dan issue mengenai global warming, dan clean energy, namun jika mempertimbangkan kejatuhan harga saham-saham batubara saat itu kami melihat peluang yang sangat besar.
Beberapa alasan kami adalah :
Secara fundamental kami tidak melihat adanya efek yang luar biasa dari sisi keuangan perusahaan sector batubara, memang terjadi penurunan profit namun masih dalam batas kewajaran, selain itu posisi keuangan perusahaan masih sangat-sangat kuat, dan masih sangat jauh dari bahaya kebangkrutan, menurut perhitungan kami beberapa perusahaan bahkan masih kuat untuk menghadapi krisis yang sama dalam 3-5 tahun kedepan.
Bandar Nyangkut, kejatuhan yang terjadi di saham ini dalam 2 tahun terakhir membuat harga-harga saham di sector ini turun ke level yang sangat rendah, sebagian bahkan berada di level terendahnya sepanjang sejarah, secara bandarmologi hal berarti harga saham berada di level dimana bahwa seluruh penjualan yang dilakukan para big player yang merupakan pemegang saham terbesar di saham-saham yang bersangkutan dilakukan dalam posisi loss.
Hal seperti ini memang bisa terjadi jika fundamental perusahaan dalam posisi sangat mengkhawatirkan dan perusahaan dalam dalam bahaya kebangkrutan, seperti yang kami bahas tahun lalu mengenai saham TRAM. Namun kami percaya bahwa kondisi ini tidak sedang terjadi di saham-saham batubara, paling tidak di 3-5 emiten utama dalam sector ini, karena itu kami percaya bandar akan berusaha sebisa mungkin untuk kembali mengangkat harga saham – saham ini. Dan momentum yang paling ideal untuk mengangkat harga saham-saham di sector ini adalah momentum kenaikan harga minyak bumi, yang menurut analisa kami di akhir tahun lalu hanya tinggal menunggu waktu saja. (Baca Analisa : Kemana Arah Harga OIL 2016 ?! )
Puji Tuhan tidak dibutuhkan waktu lama untuk analisa tersebut menjadi kenyataan, dalam sebulan terakhir saham-saham batubara dunia sudah mulai bangkit, seiring dengan bangkitnya harga minyak dunia.
Berikut ini beberapa grafik yang menunjukan kabangkitan tersebut :
Indeks saham-saham batubara terbesar dunia yang diperdagangkan di bursa Amerika mengalami kenaikan yang besar sejak pertengahan bulan Januari lalu, tadi malam indeks ini masih naik 10% dan saat ini mendekati level kritis di 30, jika berhasil menembus level ini maka peluang kenaikan berlanjut ke level $40 terbuka lebar, jika hal tersebut terjadi harga saham-saham batubara kemungkinan masih bisa naik 30-40% dari level harga saat ini
Hal yang terjadi juga terjadi di China, di balik kejatuhan saham-saham di negara ini, indeks saham-saham batubara China juga naik signifikan di tahun ini dan secara technical sudah berhasil berada di atas rata-rata 100 harinya.
INDONESIA COAL INDEKS
Indeks saham-saham batubara indonesia juga menunjukan tanda kebangkitan yang signifikan sejak pertengahan Januari lalu, CTS COAL INDEKS saat ini sudah mendekati level kritis di level 500, dan kemungkinan masih akan tertahan di level tersebut bulan ini, namun jika saham-saham batubara sanggup berada di kisaran 450 – 500 dalam paling tidak dalam 2 bulan kedepan kami optimis saham-saham sector ini masih berpotensi naik 30%-40% di atas level harga saat ini.
Secara Fudanmental emiten batubara nasional juga memiliki keunggulan dibandingkan pesaingnya di luar negeri, karena memiliki profit margin yang jauh lebih tinggi dibanding produsen di Amerika contohnya, hal ini membuat perusahaan-perusahaan batubara di Indonesia kemungkinan akan bertahan lama di era baru harga batubara dan komoditas dunia.
Secara Bandarmologi dan Foreign Flow kami melihat adanya kenaikan yang disertai dengan aksi buyback yang cukup baik yang dilakukan oleh para Big Player, hal ini menunjukan bahwa para Big Player masih berusaha mengangkat harga saham ini, dan tidak memanfaatkan momentum kebangkitan harga minyak bumi untuk kabur dari market.
Website Administrator
Creative Trading System | Creative Idea in Stock Market