Sektor kelistrikan merupakan salah satu proyek andalan Jokowi selain proyek infrastruktur yang sudah terlihat realisasinya hingga saat ini. Adapun janji sektor kelistrikan ini yaitu proyek penyediaan listrik 35.000 Megawatt dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan listrik masyrakat Indonesia. Dari 35.000 Mw, 15.000 Mw akan digarap oleh BUMN, dan sisanya dengan kapasitas 20.000 MW akan digarap pihak swasta hingga 2019 nanti.
Hingga saat ini realisasi pembangunan pembangkit listrik yang telah terealisasi dan telah beroperasi per April 2017 sebesar 743 Megawatt dan yang masih dalam tahap pembangunan ada sebesar 13.816 Mw.
Sementara sisanya ada dalam tahap :
- 8.210 Mw yang telah tanda tangan kontrak
- 5.845 Mw dalam proses tender
- 7.212 Mw dalam proses perencanaan
Target pemerintah sendiri 20.000 Mw akan rampung dibangun pada 2019.
Hal ini tentu berdampak positif bagi emiten-emiten yang berhubungan dengan kelistrikan, terutama emiten kabel. Beberapa waktu lalu pelaku pasar dibuat heboh oleh kenaikan saham KBLI yang selama 2017 ini kenaikan sahammnya hampir mencapai 350% hanya dalam rentang waktu 2 bulan yang dapat dilihat dari chart dibawah ini.
Sejak fenomena saham KBLI ini kami mulai tertarik untuk menganalisa lebih dalam beberapa emiten kabel lain yang sepertinya luput dari pandangan pelaku pasar.
CTS CABLE INDEX
Jika kita melihat pada pergerakan harga saham-saham emiten kabel, kita dapat melihat bahwa kenaikan index kabel ini didukung oleh kompaknya kenaikan 5 emiten kabel yang dipimpin oleh KBLI.
Pada pertengahan 2015 Jokowi mengeluarkan statement bahwa proyek listrik ini merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi Indonesia dan akan menelan dana kira-kira Rp1.189 Triliun. Pernyataan ini langsung direspon positif oleh emiten-emiten kabel, dimana kita bisa melihat kenaikan CTS Cable Index dari pertengahan 2015 hingga saat ini.
Namun dari pantauan kami dalam 3 tahun terakhir (Januari 2015 – 22 Juni 2017) :
Dari data pergerakan harga saham diatas tercatat bahwa kenaikan harga-harga saham kabel cenderung sama dengan peringkat porsi pendapatan dari PLN yang akan kami bahas kemudian, namun yang menarik periode Mei hingga akhir Semester 1 2017 ini seluruh harga saham kabel bergerak stagnan. Hal ini kemungkinan disebabkan karena ada kekhawatiran beralasan mengingat sepanjang Q2 ini suasana politik di Indonesia mulai memanas dan ini tentu menjadi kekhawatiran investor akan terhambatnya proyek listrik 35.000Mw.
PROJECT 35.000 MW, EMITEN MANA YANG DIUNTUNGKAN ?
Kami membuat beberapa penelitian untuk menemukan dalam pelaksanaan project 35.000 Mw ini emiten mana saja yang paling diuntungkan
Komposisi Pendapatan dari PLN untuk Emiten Kabel Berdasarkan Presentase
Dari data diatas kita dapat melihat bahwa sepanjang 2016 penjualan setiap emiten kabel mengalami pertumbuhan karena meingkatnya penjualan ke PLN, KBLI menjadi emiten dengan presentase paling tinggi dengan pertumbuhan 39.95% lalu disusul oleh VOKS.
Melihat dari data penjualan hingga Q1 2017 ini, terlihat pemerintah cukup serius dalam mengerjakan proyek listrik 35.000 Mw ini.
Dari 6 emiten kabel yang ada di bursa, kami mendapati 2 emiten yang memiliki fokus cukup besar penjualan kabel kepada PLN yaitu KBLI dan VOKS. Ada satu emiten kabel lagi yang tidak kami masukkan yaitu IKBI dengan alasan kerena IKBI lebih fokus ke pasar ekspor dan tidak ada data yang menunjukan bahwa IKBI menjual kabel kepada PLN.
Komposisi Pendapatan dari PLN untuk Emiten Kabel Berdasarkan Nilai Transaksi
Sementara itu dari nilai transaksi penjualan kepada PLN, KBLI menempati posisi pertama dengan perolehan selama tahun 2016 sebesar 1.1 Triliun disusul dengan VOKS 731 Miliar, dan sisanya anda dapat melihat sendiri dalam tabel diatas.
Adapun dari info yang kami dapat jika sebuah perusahaan mendapat order dari PLN biasanya dilakukan dengan sistem kontrak 1 Tahun. Hal ini tentu berdampak positif bagi ke-5 emiten kabel diatas, namun dapat menjadi boomerang tersendiri karena dengan sistem kontrak maka harga jual akan tetap sama, sementara bisa terjadi fluktuasi harga bahan baku kabel yaitu tembaga dan aluminium. Fluktuasi harga bahan baku ini dapat sangat mempengaruhi marjin laba perusahaan.
Contohnya KBLI, dari info yang kami dapat untuk 2017 ini sudah menandatangani kesepakatan kontrak bersama PLN dengan nilai penjualan 1.7 Triliun yang ini lebih tinggi 60% dibanding tahun lalu yang hanya 1.1 Triliun.
Grafik Pendapatan PLN Vs Others
Jika kita chart diatas kita dapat menarik kesimpulan bahwa ada trend kenaikan terutama dalam 3 tahun terakhir (2014-2016) pada porsi pendapatan PLN dalam total pendapatan ke-5 emiten. Hal ini beralasan mengingat setelah Terpilihnya Jokowi muncul optimisme pasar akan membaiknya pembangunan infrastruktur di Indonesia.
Pada artikel selanjutnya kami akan membahas masing-masing emiten dari berbagai sudut pandang analisa yang ada, yang diharapkan analisa pada beberapa artikel kedepan dapat menjadi pertimbangan rekan-rekan untuk mengambil keputusan. Adapun diakhir seri Artikel ini kami akan memberikan rekomendasi apa yang harus dilakukan rekan-rekan sesuai style masing-masing investor.
Website Administrator
Creative Trading System | Creative Idea in Stock Market
1 comment
Ditunggu informasi lebih lanjutnya