Setelah pembahasan mengenai saham RIMO yang kami rilis 2 minggu yang lalu, Bagaimana Mr B hancurkan RIMO dalam 3 hari ?! ada banyak sekali komentar dan pertanyaan yang masuk kepada kami mengenai pergerakan Bandar di saham ini, fungsi otoritas bursa dalam melindungi investor ritel terhadap pergerakan BANDAR, sampai potensi saham ini terus turun sampai ke 50.
Untuk menjawab kebutuhan banyak investor yang nyangkut di saham ini, dalam artikel ini kami mencoba menjawab beberapa pertanyaan utama yang masuk ke redaksi kami, dari berbagai sumber… Berikut pembahasannya..
Apakah BEI mengetahui ttg Marketing Sekuritas yg nawarin Block Sale seperti yg ditawarin ke Alumninya CT ? Karena menurut sy BEI hrs mengetahui alasan dr offer ini.
Block Sale adalah praktek yang umum dilakukan terutama jika satu pemegang saham besar ingin menjual sahamnya dalam jumlah besar kalau liquiditas sahamnya rendah. Sebagai contoh kalau kita mau menjual saham milik kita senilai 10 Milyar, tapi antrian beli hanya 100 juta maka kalau kita paksa jual di harga pasar akan menyebabkan penurunan harga. Jadi salah satu opsi yang dimiliki investor tersebut adalah dengan menawarkan sahamnya di bawah harga pasar supaya pembeli tertarik.
Kasus di saham RIMO memang berbeda, karena sebelumnya saham RIMO sangat liquid, dan diskon yang ditawarkan sangat tinggi. Namun hal tersebut tidak membuat penawaran Block Sale RIMO melanggar aturan, sehingga BEI atau OJK tidak punya dasar untuk melarang penjualan ini.
Kalau Team Creative Trader ‘sudah tahu’ kalau RIMO akan terjun bebas, kenapa tidak merilik artikel ini sebelum kejatuhan harga RIMO. Jadi analisa Bandarmologinya lebih terbukti setelah harganya jatuh, tidak ada kesan di-cocok-cocokan ?
Selama ini kami memang memilih untuk untuk lebih sering membahas saham-saham yang sudah turun harganya, dan bukan saham-saham yang sedang di akumulasi bandar dimana harganya akan naik, atau saham-saham yang sedang dijual bandar namun harganya belum turun.
Kami sadar memang para pembaca tentu akan lebih senang kalau pembahasan dilakukan ‘sebelum kejadian’ jadi bisa mengurangi korban-korban di pihak investor ritel. Dan tidak ada kesan analisa dicocok-cocokan setelah kejadian…
Namun untuk merilis analisa Bandarmologi tidak lah sesederhana merilis analisa technical, karena analisa Bandarmologi adalah analisa yang sedang membahas mengenai ‘orang’ bahkan bukan orang biasa melainkan BANDAR dan strategi yang sedang mereka lakukan. Analisa Bandarmologi sangatlah berbeda dengan Analisa Technical, yang membahas mengenai garis, candlestick, support, resisten, trend dll.
Untuk lebih jelasnya saya akan memberikan contoh :
Pada grafik di samping saya membuat salah satu analisa yang memprediksi kejatuhan harga RIMO dengan menggunakan analisa technical.
Dapat dilihat dalam grafik di samping analisa ini sedang memprediksi bahwa RIMO akan turun sampai ke 400an, karena candlestick penurunan hari terakhir sudah menembus support harga di 615.
Jika analisa ini dirilis tepat sehari sebelum kejatuhan saham RIMO, maka analisa ini akan tepat menggambarkan apa yang terjadi di masa yang akan datang.
Namun pertanyaannya jika anda adalah BANDAR saham RIMO, dimana anda sudah bekerja sejak awal tahun untuk mengerek harga saham ini, menjual melalui block sale, dan melakukan banyak kerjaan lainnya untuk memperoleh keuntungan di saham ini, apakah anda akan merasa tersinggung, atau bahkan marah karena munculnya grafik analisa technical seperti di samping ?! Saya rasa tidak…
Karena analisa technical tidak sedang membahas mengenai ‘siapa pun’ hanya membahas mengenai candlestick, dan candlestick tidak akan tersinggung…
Bukan cuma itu jika anda BANDAR RIMO, anda bisa memunculkan analisa tandingan seperti grafik di samping. Dimana kita sama sama menggunakan analisa technical, menganalisa kondisi yang sama persis, hanya saja harga supportnya berbeda, dan yang paling penting target harganya di 750.
Jika grafik sebelumnya sedang memprediksi kejatuhan harga RIMO, grafik ini sedang memprediksi penerbangan RIMO selanjutnya. Kedua analisa sudah sesuai dengan teori analisa technical, namun hasilnya bertolak belakang.
Pertanyaanya lainnya adalah sebagai pembaca analisa mana yang anda akan percaya ?
Jawabannya umumnya tergantung pada kondisi psikologis dan ‘posisi’ masing-masing investor. Jika investor tersebut kebetulan baru saja profit taking di saham RIMO, maka kemungkinan dia lebih mengharapkan harga saham ini kembali ke 400, karena itu investor ini kemungkinan akan menganggap analisa pertama lebih baik.
Sebaliknya jika investor tersebut baru saja membeli RIMO di 600, maka dia tentu lebih percaya harga RIMO akan ke 750 seperti analisa yang kedua. Itulah analisa technical, karena analisa hanya terfokus pada candlestick, maka prediksi naik turunnya harga di masa yang akan datang akan lebih tergantung oleh harapan setiap investor.
Dan hal penting lainnya dari analisa technical adalah analisa ini tidak akan menyingggung siapa pun, jadi timing dirilisnya analisa bisa kapan saja. Berbeda dengan analisa Bandarmologi, karena analisa ini membahas mengenai orang, dan logika yang terjadi di market. Seperti anda baca dalam 2 analisa Bandarmologi mengenai RIMO yang kami rilis 2 minggu yang lalu, keduanya tidak menggunakan analisa candlestick sama sekali, dan keduanya menjelaskan kalau secara logika harga RIMO akan terjun bebas.
Dan kalau analisa tersebut dirilis ‘sebelum kejadian’ maka analisa tersebut akan menggangu ‘project seseorang’ , dan akan jauh lebih sulit membuat analisa bandarmologi tandingan maka reaksi investor dalam membaca analisa Bandarmologi tersebut umumnya akan sama, tidak seperti dalam analisa technical.
Itu sebabnya kami lebih memilih untuk membahas pergerakan saham ‘setelah kejadian’ karena paling tidak strategi bandar di saham yang bersangkutan sudah terlaksana, dan artikel yang dirilis gunanya bukan untuk menggangu bandar tetapi sebagai pembelajaran supaya investor ritel bisa meng-identifikasi sendiri jika tanda-tanda yang sama muncul di waktu-waktu yang akan datang, dan bisa melindungi dirinya dari bahaya-bahaya yang muncul di market.
Bung argha..aksi yg dilakukan mr B ini apakah legal? Dapat dibenarkan secara hukum di pasar modal? Thx..
Dalam artikel sebelumnya kami memprediksi ada 2 aksi besar yang dilakukan oleh Mr B dalam melancarkan strateginya di saham RIMO. Pertama mengerek harganya pasca Right Issue, pergerakan yang membuat harga RIMO naik signifikan sejak awal tahun, disertai dengan volume transaksi yang kami anggap ‘fiktif’.
Kedua melancarkan aksi distribusi yang sebenarnya via Block Sale dengan harga diskon. Seperti pembahasan sebelumnya, tidak ada pelanggaran yang dilakukan dalam proses ‘block sale’. Jadi kalau pun ada pelanggaran hukum, maka hal tersebut terjadi dalam proses pertama. Kita tahu bursa saham memiliki peraturan yang melarang adanya proses manipulasi harga yang dilakukan oleh salah satu pihak.
Artinya kalau Mr B terindikasi melakukan ‘manipulasi harga’ di saham RIMO, maka aksi yang terjadi di saham ini bisa masuk dalam kategori pelanggaran. Namun pertanyaaanya tindakan apakah yang bisa masuk dalam kategori manipulasi harga ?!
Satu hal yang jelas masuk dalam ketegori ‘memanipulasi harga’ dalam tindakan membeli saham milik sendiri dengan akun lain. Jadi kita membeli sendiri saham kita yang sebelumnya kita antrikan di BID. Bursa kita bahkan sudah membuat sistem yang dirancang khusus untuk mendeteksi jika terjadi transaksi atas nama orang yang sama.
Jadi jika anda membeli saham milik anda sendiri, maka pihak sekuritas akan segera menelepon memberikan peringatan pertama, jika hal tersebut kembali terulang maka pihak sekuritas akan memberikan peringatan terakhir, sebelum men-suspend akun kita. Karena OJK akan mengenakan dengan 150 juta kepada pihak sekuritas jika hal tersebut kembali terjadi.
Namun bagaimana jadinya kalau ‘manipulasi harga’ tidak dilakukan oleh 1 orang dengan 1 nama, tapi 1 orang dengan puluhan nama (sebutlah dengan menggunakan KTP pinjaman ketika membuka akun), artinya selama tidak terjadi transaksi antar 1 nama, maka warning dari sestem BEI tidak akan keluar. Karena transaksi dianggap transaksi normal, dari satu investor ke investor lainnya.
Saya pribadi pernah berbincang-bincang dengan salah satu staff bagian pengawasan transaksi dari OJK, beliau mengakui cukup kesulitan untuk mendeteksi adanya transaksi antar banyak orang dengan tujuan yang sama tersebut, beliau mengatakan sangat mudah untuk membuat asumsi, namun sangat sulit untuk membuktikan hal tersebut, apalagi kita sedang membahas mengenai pasar modal dimana bisa terjadi puluhan bahkan ratusan juta transaksi setiap harinya. Jadi apa pun yang tidak bisa dideteksi oleh mesin, akan sangat sulit dideteksi oleh manusia.
Saya pribadi melihat OJK dan BEI sudah membuat cukup banyak keputusan yang pro investor ritel, sisanya menurut saya sudah jadi tugas masing-masing investor ritel untuk melindungi dirinya sendiri dengan belajar menganalisa pergerakan Bandar.
Related: Masih terbuka kesempatan untuk anda mengikuti Workshpop Bandarmologi yang akan diadakan di Jakarta dan Surabaya bulan Desember ini. Info lengkap dan pendaftaran bisa dilihat disini.
Secara Bandarmologi, bagaimana nasib RIMO kedepan ?!
Inilah pertanyaan yang paling sulit untuk dijawab… Dalam pembahasan bandarmologi oleh Alumni kami Bapak VY, dijelaskan secara men-detail bahwa di bulan April lalu baru terjadi Backdoor listing dimana perusahaan menggunakan dana yang hasil Right Issue untuk membeli perusahaan mengakuisisi PT Hokindo Properti Investama (HPI) sebesar 99,99%. milik Benny Tjokro (BT) dengan nilai akuisisi sebesar 3.9 Trilun.
Ada kemungkinan transaksi yang terjadi hanyalah transaksi di atas kertas, karena sumber dana Right Issue dan pemiliki HPI adalah orang yang sama. Bisnis Departemen Store RIMO sendiri sepertinya sudah cukup lama mati. Isi dari HPI sendiri masih misterius, jika kita masuk ke website RIMO sekarang di depannya muncul gambar apartemen mewah Southills, apartemennya sendiri masih dalam tahap awal pembangungan.
Apa hubungan HPI dengan gambar apartemen ini masih misterius, karena sejauh ini kami belum menemukan ada keterangan mengenai asset apa saja yang dimiliki oleh HPI, dan wajar tidaknya perusahaan ini dihargai 3.9 Triliun
Jadi jika anda adalah investor ritel yang saat ini secara sengaja atau tidak sengaja menjadi investor di RIMO maka gambar hotel di sebelah ini mungkin adalah ‘harapan terbesar anda’ untuk kebangkitan saham ini.
Kenapa secara tiba-tiba analisa fundamental penting ?! Karena kalau memang perusahaan RIMO saat ini ada isinya, atau paling tidak ada prospeknya, maka peluang BANDAR akan kembali mem-buyback barang yang dalam beberapa bulan terakhir mereka distribusi cukup besar. Dan karena harga saham seperti ini hanya bisa naik kalau digerakan BANDAR, jadi itulah harapan terbaik terutama bagi mereka yang nyangkut di harga 600-700.
Namun jika ternyata HPI adalah emiten ‘kosong’ dan tujuan utama dari backdoor listing adalah untuk dibagikan sahamnya ke publik, tanpa ada niat untuk dibeli atau dikendalikan kembali harga sahamnya, maka yang akan dilakukan BANDAR kedepan hanyalah menjual saham ini sebanyak mungkin di harga berapa pun.
Kabar baiknya adalah, saat ini Benny Tjokro and Family tercatat masih menguasai lebih dari 50% saham ini, artinya kalau harganya terus turun pun, nilai asset mereka akan terus berkurang. Namun itu kembali lagi ke asumsi kalau HPI adalah perusahaan yang memang benar-benar bernilai 3.9 Trilun atau paling tidak setengahnya. Kalau tidak berapa rupiah pun yang didapat dari perusahaan kosong tentu bisa diasumsikan sebagai ‘keuntungan’.
Satu pertanyaan lagi yang terus ‘mengganggu’ saya mengenai beberapa skenario yang bisa dilakukan BANDARnya… Sebutlah HPI adalah perusahaan yang baik, dengan asset berharga, dan punya propect yang baik. Namun fakta lain yang kita ketahui adalah saham ini sedang di distribusi dalam jumlah besar, dan sejauh ini aksi distribusi Bandar masih terlihat terus berlanjut.
Jadi kalaupun tujuan Bandar adalah menjual di harga tinggi untuk mem-buyback di harga rendah. Pertanyaannya apa yang ‘menghalangi’ BANDAR untuk tidak melakukan aksi buybacknya di harga 50an atau bahkan di pasar nego seperti yang terjadi di saham BEKS saat ini. Kasus di saham BEKS memberi kita pelajaran bahwa tidak peduli secerah apa masa depan Bank Banten, BANDAR tetap saja bisa memarkir saham ini di harga 50 dalam 1 tahun terakhir, dan dengan tenang melakukan aksi buyback di saham ini. Dan jika kita melihat timeline RIMO, melihat apartemen yang masih dalam tahap awal pembangunan, sepertinya Bandar tidak perlu terburu-buru dalam mem-buyback saham ini.
Kemungkinan ini jelas menjadi faktor yang cukup menakutkan bagi rekan-rekan yang saat ini memiliki saham RIMO, kami pun tidak bisa mengihitung seberapa besar kemungkinan strategi ini yang akan dilakukan Bandar, karena masih banyak misteri yang sebenarnya belum terjawab di saham ini. Salah satunya siapa yang memaksa jual di harga AR BAWAH selama beberapa hari di awal kejatuhan saham ini ?! Sayangnya tidak ada investor yang menghubungi kami untuk menanyakan mengenai fakta menarik ini :p
Related: Jadwal Workshop Bandarmologi yang baru sudah kembali tersedia, dalam 4 bulan kedepan kami akan mengadakan Workshop di Jakarta, Surabaya, Medan dan Makassar, bagi anda yang sudah memahami pentingnya Analisa Bandarmologi dan ingin belajar secara mendalam mengenai bagaimana membaca pergerakan bandar, dan memanfaatkannya untuk keuntungan kita sebagai investor ritel. Anda bisa mendapatkan info lengkapnya disini.
Website Administrator
Creative Trading System | Creative Idea in Stock Market