Jika kita rajin membaca berita beberapa bulan terakhir maka anda akan menemukan begitu banyak berita yang berkaitan dengan krisis, resesi di berbagai negara besar, perang dagang, dan banyak lagi. Selain itu anda juga akan banyak mendengar berita tentang meningkatnya harga emas dunia, yang dipercaya sebagai tanda-tanda akan datangnya krisis, karena emas dianggap sebagai safe haven, inverted yield curve di bursa obligasi Amerika Serikat, sampai berita dimana Warren Buffett saat ini sedang menyimpan cash dalam jumlah sangat besar, yang menandakan kalau investor nomor 1 dunia juga saat ini sedang kesulitan mencari saham yang bagus, atau mungkin sedang bersiap-siap menunggu kejatuhan market.
Di Indonesia sendiri yang bursanya pergerakan bursanya masih sangat dikendalikan oleh investor asing, indikasi juga muncul karena investor asing tercatat terus melakukan aksi jual dalam beberapa bulan terakhir, total dana asing yang sudah keluar sebesar 14 Triliun sejak pertengah bulan Juli lalu.
Sebagai catatan saat ini posisi Foreign Flow Investor Asing sedang dalam posisi terendahnya selama 10 tahun kebelakang, artinya jumlah dana asing yang selama ini keluar masuk dari bursa saham Indonesia juga sedang ada dalam posisi terendahnya. Jadi kalau asing mau membanting IHSG pun saat ini kondisi sangat menguntungkan mereka, karena mereka sedang punya CASH dalam jumlah besar. Terbesar dalam 10 tahun terakhir. Karena investor asing juga manusia, dan sama seperti kita yang juga akan berharap market mengalami koreksi kalau kita sedang punya banyak cash, wajar kalau asing pun berpikir yang sama,
Dari sisi fundamental Ekonomi dalam negeri, beberapa minggu yang lalu juga sempat banyak dibahas mengenai kekhawatiran Sri Mulyani akan imbas dari buruknya kondisi Ekonomi Global yang akan tertular ke Indonesia.
Namun terlepas dari semua alasan di atas, tetap saja kenyataannya dalam 1 bulan terakhir IHSG tidak mengalami kejatuhan seperti yang kita takutkan. IHSG bisa dikatakan baik-baik saja, tidak naik dan juga tidak turun. Di luar negeri juga sama, terlepas dari banyaknya berita negatif, dan fakta-fakta yang mengindikasikan bahwa krisis akan datang, namun Bursa Dow Jones juga terlihat baik-baik saja sejauh ini.
Lalu apakah ini artinya tidak ada satupun dari fakta-fakta di atas berdampak pada IHSG ? Kenapa IHSG tidak kunjung terkoreksi terlepas dari semua berita-berita buruk tersebut. Apakah Ekonomi Indonesia begitu kuat, namun kalau Ekonomi Indonesia begitu sehat, mengapa Sri Mulyani justru menunjukan kekhawatirannya. Atau kalau Ekonomi dalam negeri begitu baik, dan jauh lebih baik dari negara-negara lainnya yang sedang terkena resesi, lalu kenapa Investor Asing justru keluar dari Indonesia ?
Kami yakin ada banyak investor yang saat ini masih bingung dan khawatir. Terutama mereka-mereka yang belum paham bagaimana ‘cara kerja’ bursa saham yang sebenarnya. Supaya mudah dimengerti saya akan memberikan satu analogi yang sederhana.
Mari kita analogikan kondisi saat ini dan pergerakan IHSG saat ini seperti orang yang berjalan di saat hujan badai. Seperti gambar di atas, ada seorang pria yang berjalan sendirian di malam hari, di tengah hujan. Sampai pada gambar di atas, pria tersebut masih jalan dengan normal, kurang lebih kondisi pria tersebut menggambarkan kondisi IHSG saat ini yang masih normal-normal saja.
Namun kita juga tahu terlepas dari Pria tersebut masih berjalan dengan normal, ada banyak ALASAN yang dapat membuat pria tersebut secara tiba-tiba jatuh.
- Ada alasan karena dia berjalan di trotoar yang basah karena hujan deras.
- Ada alasan dia berjalan di malam hari, dimana penerangan jalan tidak terlalu baik
- Ada kemungkinan dia akan berjalan terburu-buru untuk sampai rumahnya, dan berpotensi membuat dia tidak hati-hati dan jatuh.
Itulah alasan-alasan mengapa pria tersebut akan jatuh, terlepas dari saat ini dia masih berjalan dengan normal. Namun terlepas dari alasan-alasan tersebut kita juga tahu pasti, pria tersebut belum tentu jatuh, dan mengetahui alasan sama sekali tidak akan membantu kita untuk mengetahui KAPAN Pria tersebut akan jatuh. Yang pasti selama hujan masih terus berlanjut, dan selama dia masih terus jalan, kemungkinan dia jatuh tetap besar. Semakin besar hujannya, dan semakin cepat dia jalan, semakin besar pula kemungkinan dia jatuh.
Kurang lebih seperti itulah kondisi IHSG saat ini, ada banyak alasan yang bisa membuat IHSG jatuh, namun IHSG tidak/belum jatuh sampai sekarang. Karena mengetahui alasan tidak membantu kita untuk mengetahui kapan IHSG akan jatuh. Bahkan kalau kedepannya IHSG malah naik, namun berita-berita negatif di atas masih terus berlangsung, maka kenaikan tersebut justru akan meningkatkan resiko kejatuhan IHSG. Sama seperti analogi pria di atas berjalan lebih cepat di tengah hujan yang masih deras.
Itulah sebabnya dalam beberapa bulan kebelakang ketika IHSG terkoreksi, ada begitu banyak berita negatif bertebaran yang dibahas oleh para analis, namun jika IHSG baik-baik saja berita tersebut tidak banyak dihubungkan dengan IHSG. Padahal sebenarnya tidak ada yang berubah. Perang Dagang masih terjadi, harga emas masih tinggi, Brexit masih tidak jelas, dan banyak indikasi lainnya masih terus terjadi, namun dengan sengaja jarang dibahas oleh para analis karena dalam beberapa minggu terakhir IHSG baik-baik saja.
Kembali ke pria di atas, jika suatu saat pria tersebut tiba-tiba jatuh, maka secara otomatis akan ada banyak analis bermunculan mencoba menjelaskan ‘penyebab kejatuhan’ Pria tersebut.
Setiap analis tentunya akan membahas fakta kalau sedang terjadi hujan di malam hari, namun biar terlihat lebih expert akan ditambahkan ‘bumbu-bumbu penyedap’ dalam analisanya. Akan ada analis yang menambahkan fakta bahwa ketika pria tersebut jatuh, smartphonenya tergeletak di trotoar, maka supaya lebih seru bisa dikatakan: “Kemungkinan pria tersebut jatuh karena jalan sambil ‘main HP’. ”
Akan ada analis yang menyoroti fakta bahwa pria tersebut pulang di malam hari, jadi kemungkinan dia lembur di kantornya, kemungkinan dia sudah sangat kelelahan, karena tekanan kerja yang begitu besar di kantornya. Jadi dia jatuh kemungkinan karena faktor kelahan yang sudah mencapai limitnya.
Akan ada juga analis lain yang menyoroti fakta bahwa dia tidak naik ojek online, dan memilih berjalan kaki, hal ini menunjukan bahwa dia adalah pegawai dengan gaji yang kecil. Dan pegawai dengan gaji rendah biasanya tidak sanggup membeli sepatu dengan sol yang bagus, jadi kemungkinan dia jatuh karena sol sepatunya licin.
Pembahasan-pembahasan seperti itu akan bertebaran SETELAH PRIA TERSEBUT JATUH, karena pembahasan-pembahasan seperti itu akan menarik perhatian pembaca, dan lebih penting lagi akan dipercaya para pembaca, karena seakan-akan semuanya benar karena Pria tersebut memang benar-benar jatuh.
Hal yang sama juga akan terjadi di market, kalau secara tiba-tiba IHSG terjun bebas, maka alasan-alasan seperti resesi, perang dagang, harga emas yang naik, akan bertebaran di media masa, di televisi dan di forum-forum saham.
Karena tugas utama dan keahlian utama para analis adalah mencari alasan terhadap pergerakan harga. Kalau harga sedang naik, mereka bertugas mencari alasan positif, kalau harga turun mereka bertugas mencari alasan negatif. Analis tidak trading, jadi tentunya dia tidak peduli arah market kedepan naik atau turun, karena sama seperti komentator sepak bola, selama mereka bisa menjadi komentator yang baik, mereka akan tetap dikontrak. Tidak peduli team mana yang menang, tugasnya hanya menjadi komentator yang baik, dan menarik untuk didengar.
Namun pada akhirnya, kita tentunya sepakat kalau sebenarnya hanya Pria tersebut yang tahu kenapa dia jatuh, hanya karena analis memberikan alasan yang masuk akal, bukan berarti alasan tersebut benar. Bisa saja sebenarnya pria tersebut jatuh karena alasan lain, bisa saja dia didorong orang, bisa saja dia sengaja menjatuhkan diri, dll.
Jadi kalau anda adalah investor ritel yang benar-benar trading, dan bukan hanya di market untuk menjadi komentator, anda harus punya pemahaman yang jauh lebih dalam daripada para analis. Sangat penting untuk kita mengetahui apa penyebab utama IHSG jatuh selama ini. Sangat penting untuk ada mengetahui hal apa saja yang selalu muncul sebelum dan di saat kejatuhan IHSG, dan hal apa yang hanya dikait-katikan oleh para komentator setelah IHSG jatuh.
Karena alasan tidak bisa menjatuhkan harga saham, resesi di Singapore, Jerman, Argentina, bahkan di Zimbabwe sekalipun tidak akan menjatuhkan harga saham di Indonesia.
Kejatuhan harga saham hanya bisa terjadi ketika ada aksi jual besar-besaran yang dilakukan oleh para pemain besar secara bersamaan.
Kalau berbicara mengenai IHSG, jika anda mau meluangkan waktu untuk belajar dari sejarah, dan mempelajari kejatuhan-kejatuhan IHSG dalam 10 tahun terakhir, ihsg sudah mengalami koreksi signifikan selama 8 kali, kalau kita mau fokus pada alasan-alasan kejatuhan IHSG yang dikatakan oleh para analis pada saat itu, alasannya tidak ada yang sama. Karena memang kondisi marketnya berbeda-beda, jadi alasan yang dihubung-hubungkan dengan kejatuhan IHSG pun berbeda-beda.
Namun satu hal yang selalu sama, IHSG jatuh karena saham-saham seperti BBRI, BBCA, BMRI, ASII, TLKM, dan banyak saham blue chip lainnya secara kompak berjatuhan. Alasan kenapa saham-saham tersebut berjatuhan juga selalu sama, karena Investor Asing jualan besar-besaran di waktu yang sama di saham-saham tersebut. Hal ini sangat masuk akal, karena sekarang kita semua tentu tahu saham-saham tersebut dikendalikan sepenuhnya oleh investor asing, jadi asinglah yang memutuskan kapan mereka mau menjatuhkan IHSG.
Itulah sebabnya untuk memprediksi IHSG kami hanya fokus pada pergerakan Investor Asing, karena itulah inti permasalahannya, karena kami trader, dan kami peduli market naik atau turun kedepannya. Di setiap kejatuhan IHSG akan selalu ada alasan yang bisa dihubungkan-hubungkan dengan kejatuhan IHSG, namun kalau sudah jatuh apa gunanya alasan tersebut, yang dibutuhkan seorang trader adalah berjaga-jaga jika ada bahaya akan kejatuhan market, dan ikut ketika market sedang naik.
Karena kapan market akan jatuh, itu murni keputusan investor asing, dan tidak ada gunanya kita menebak-nebak, toh pada akhirnya investor asing tidak peduli dengan tebakan kita. Kapan pun mereka memutuskan untuk menjatuhkan IHSG, maka IHSG akan jatuh. Cukup investor asing jualan 1,5 Triliun dalam 1 hari, dimulai dari awal perdagangan terus sampai akhir, maka IHSG akan jatuh. Kalau Investor Asing melakukan hal yang sama 5 hari berturut-turut, dalam 5 hari tersebut IHSG akan terus jatuh.
Namun itu juga yang menjadi penyebab kenapa sampai sekarang IHSG belum jatuh, karena dalam beberapa minggu kebelakang investor asing, tidak pernah jualan besar-besaran, mereka jualannya pelan-pelan, sedikit-sedikit, demia menjaga supaya IHSG tidak jatuh, supaya investor lokal sanggup menampung barang yang sedang mereka jual.
Memang benar menunggu IHSG jatuh adalah pekerjaan yang sangat menyebalkan bagi seoarang trader, kami pun merasakan hal yang sama. Namun itulah nasib kita sebagai investor ritel, kita hanya bisa MENUNGGU BANDAR menaikan, atau menurunkan saham yang kita miliki.
Kalau anda malas menunggu, sebaiknya anda menjadi bandar, anda tahu untuk menaikan harga saham sebenarnya gampang. Jika sampai saat ini anda belum mengerti bagaimana menaikan harga saham yang anda miliki, hari ini kami akan ajarkan caranya, anggaplah anda punya saham BBRI, dan anda nyangkut di saham ini, dan sudah bosan menunggu kapan harga saham ini akan naik lagi. Maka sebenarnya hari ini juga anda bisa menaikan sendiri saham BBRI anda. Caranya cukup lihat antrian BBRI di aplikasi online trading anda.
Seperti bisa anda lihat di samping, saat ini harga BBRI ada di 4.160, jika anda mau menaikan harga BBRI saat ini juga anda hanya perlu membeli semua saham dalam antrian jual yang dipasang di offer dari 4.170 sampai 4.260. Cukup anda membeli sekitar 125 ribut lot BBRI, maka harga BBRI maka harga BBRI anda akan naik saat itu juga ke 4.260
Tidak pake nunggu !! Tidak perlu cari-cari alasan !! Tidak perlu tarik-tarik garis !! Cukup punya banyak uang…
Jika anda sudah memiliki pemahaman yang benar tentang how market works, maka anda akan sadar akan pentingnya menganalisa keberadaan investor asing di bursa kita, karena pada akhirnya hanya asinglah yang bisa menaikan harga BBRI.
Semakin banyak saham yang investor lokal beli dari investor asing, maka semakin banyak cash yang dimiliki investor asing, dan semakin sedikit cash yang dimiliki investor lokal. Dan yang bisa menaikan harga hanyalah mereka yang punya cash untuk memborong saham-saham yang ada di offer.
Hal ini juga terbukti beberapa bulan terakhir, selama ini Investor lokal sudah setengah mati memborong saham-saham blue chip yang terus dijual asing, namun tidak ada satu pun dari saham blue chip yang dijual asing tersebut harganya naik, semunya turun. Karena pada akhirnya hanya investor asing yang bisa menaikan harga saham yang mereka bandari, yang juga berarti hanya investor asing yang saat ini punya kekuatan dan cukup uang untuk menaikan IHSG. Sayangnya sampai saat ini mereka masih terus jualan.
Itulah faktanya di market, alasan kenapa IHSG naik, kenapa IHSG turun, biarlah analis yang mengait-ngaitkannya, itu tugas mereka, janganlah kita rebut tugas dan pekerjaan mereka. Tugas kita sebagai trader dan investor adalah menjaga modal kita, dan memanfaatkan peluang yang ada di market untuk keuntungan kita.
Atau tentunya kita juga bisa fokus ke saham-saham yang dibandari oleh Bandar Lokal, saham-saham yang memang sejak dulu pergerakannya dikendalikan oleh Bandar lokal, karena seperti sudah kami bahas dalam 2 minggu terakhir ini, Bandar-Bandar lokal terlihat masih cukup aktif bergerak di saham-saham mereka, jadi meskipun IHSG tidak banyak bergerak, banyak opportunity yang bisa kita dapatkan di saham-saham yang dibandari oleh orang-orang atau institusi lokal.
Founder & Creative Director of Creative Trading System.
Creative Thinker, Stock Trader, Typo Writer & Enthusiastic Teacher.
Big believer of Sowing and Reaping.
Just A Simple Man with Extraordinary God
19 comments
Top!!!
Thx for the article sir
Terima kasih penjelasannya Pak Argha jelas seperti biasa, enak juga yaa jadi Bandar bisa naikin harga semau mereka, dan benar ritelnya cuma bisa nunggu. Jadi memang harus belajar nunggu.
Mungkin faktor ihsg bertahan sebulan terakhir karena investor retail masih “play safe” pasca issue2 global. Sepertinya masih butuh mark up untuk membangun optimisme dan euforia sebelum market crash.
Analogi yang cukup tepat Pak Argha. Perlu saya tambahkan mengenai “mengapa IHSG tidak jatuh” padahal asing jualan terus, ya karena asing (atau koalisi fund manager) pandai menjaga performa indeks itu sendiri. Coba cek posisi Top10 market caps sekarang … ada 1 saham yang harganya di-gelembungkan sehingga naik nyaris 2x lipat hanya dalam tempo 2 bulan (dari harga di awal Juli). Tanpa perubahan fundamental, tanpa berita signifikan. Tujuannya jelas hanya 1: turut menjaga performa IHSG secara keseluruhan.
Demikian pula Top-1 market caps saat ini yaitu BBCA dengan harga diatas 30K menguasai lbh dr 10% bobot market caps IHSG!!! PE Ratio 28x dan PBV ratio 4,65x org waras fundamental pun pasti menganggap ini over valuation. Saham bank ini! Bukan saham “defensive” customer goods seperti UNVR.
Jelas bahwa BBCA TPIA adalah contoh alat “defensive” bandar untuk menahan level IHSG beberapa bulan terakhir ini. Benar bukan fundamental atau teknikal yang membuat harga saham naik-turun. “Kepentingan bandar” yang membuat harga menjadi berapa pun!
Maju terus CTS & ilmu bandarmologi upgrade!
Artikelnya Tim CTS mengungkap substansi/fakta yang sebenarnya terjadi di market, setelah mengenal Tim CTS saya memperoleh pemahaman tentang mekanisme market yang sebenarnya. Terimakasih Tim CTS, Semoga Sukses Selalu.
Setelah mengerti begini saya menyesal dulu nggak ngelamar jadi analis sekuritas. Ternyata memang gampang jadi analis. Cuma teriak naik kalau naik, teriak turun kalau turun. Bener-bener tepat analoginya kaya komentator sepak bola.
Thank you for the article.
Kalau asing punya banyak cash, artinya jumlah saham nya berkurang, gimana caranya mereka guyur ? Guyur nya pakai apa ya?
Saya masih bingung dengan penjelasannya
Kepemilikan Investor Asing saat ini masih 50% dari nilai IHSG, jadi saham mereka masih banyak pak. Jika mau informasi lebih lengkap bisa juga sedikit melakukan riset di website KSEI.CO.ID
Adakah data kepemilikan asing atas satu saham tertentu (bukan transaksi yg mereka lakukan atas saham tsb) sehingga kita bisa tahu di saham-saham mana saja trader asing lebih suka bermain atau saham-saham mana yg dikuasai asing?
kmarin ihsg di mark up pre-closing, hari ini ihsg di mark up pre-opening, harusnya uda very soon jatohnya pak.
Terima kasih atas edukasi yang diberikan selama ini
Kita jengah..
Dengarkan banyak alasan..
Kita bosan..
Dengarkan cerita..
terlalu pesimis!
Saya liat di data idx,kalo kapitalisasi pasar saham indonesia itu dikuasai oleh investor lokal itu gemana?
Seharusnya tidak pak, boleh share bapak lihatnya dimana ?
Karena menurut data KSEI nilai kepemilikan asing terhadap seluruh saham bereda di IHSG sampai akhir Agustus lalu masih 51%.
Regards
Emang analis bisa nebak apa alasan bandar jualan?
Lah kalau dia emang mau take profit gimane? wkwkwkwk…
Duit-duit dia kok. Suka-suka dia.
Tulisan nya mudah di mengerti, terutama tentang Bandar yg bermain di pasar Saham,semua yg nama nya pasar ,tradisional, modern, pasti ada Bandar nya. Saya setuju apa yg bapak tulis…good job