Emiten konstruksi milik Grup Astra, PT Acset Indonusa Tbk (ACST) menargetkan perolehan dana sekitar Rp 600 miliar dari penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD). PT Karya Supra Perkasa, anak usaha PT United Tractors Tbk (UNTR), akan menjadi pembeli siaga dari rights issue tersebut.
Wakil Presiden Direktur Acset Indonusa Jeffery G Chandrawijaya mengatakan, perseroan berharap setiap pemegang saham mampu mengambil porsi saham baru sesuai dengan kepemilikan masing-masing. Dengan begitu, tidak terjadi dilusi. Perseroan berencana menerbitkan 300 juta saham baru dengan nilai nominal Rp 100 per saham Saat ini, Karya Supra menguasai 50,1% saham Acset, PT Cross Plus Indonesia sebanyak 12,3%, PT Loka Cipta Kreasi 5,8%, investor publik 31%, dan Hilarius Arwandhi 0,8%.
“Harga pelaksanaan masih dihitung, sambil menunggu pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Pemegang saham sudah menyetujui rencana ini,” jelas Jeffery, usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta, Selasa (19/4).
Menurut dia, sebanyak 20% dana hasil rights issue akan digunakan untuk belanja modal (capital expenditure/ capex) perseroan selama dua tahun. Sisanya 80% akan digunakan untuk operational expenditure (opex) perseroan dalam mendukung proyek konstruksi yang akan digarap. Perseroan menargetkanmemperoleh pernyataan efektif dari OJK pada 1 Juni 2016.
Gedung Indonesia 1
Hingga kuartal I-2016, Acset mengantongi kontrak baru sebanyak Rp2,4 triliun atau 68,57% dari total target tahun ini yang dipatok Rp3,5 triliun. Jeffrey menerangkan, sebagian besar kontribusi kontrak baru berasal dari kontrak pengerjaan Gedung Indonesia I di Jakarta Pusat senilai Rp 1,8 triliun.
Adapun nilai proyek Gedung Indonesia I mencapai Rp 4 triliun dengan masa konstruksi tiga tahun. Proyek yang terdiri dari dua menara kembar setinggi masing-masing 55 dan 57 lantai itu merupakan hasil kerja sama antara PT China Sonangol Land dan Media Group, yang dikendalikan politikus Surya Paloh.
“Kami punya bagian pengerjaan 45% konstruksi dan fondasi. Dari bagian kami yang Rp 1,8 triliun itu, sekitar 20% akan dibukukan menjadi penjualan pada tahun ini,” jelas dia.
Pengerjaan fondasi Gedung Indonesia 1, lanjut Jeffrey, saat ini sedang berjalan. Sementara pengerjaan struktur bagunan akan dimulai pada Juni 2016. Sementara itu, Direktur Utama Acset Indonusa Tan Tiam Seng Ronnie mengatakan, melihat pencapaian kontrak baru di kuartal I tersebut, perseroan optimistis mampu meraih kontrak baru lebih tinggi dari target awal.
Demi menggenjot target, perseroan bakal mengikuti sejumlah lelang, utamanya konstruksi gedung apartemen, perkantoran, dan infrastruktur lainnya. Perseroan mengincar tender struktur bangunan yang kompleks guna meraih marjin keuntungan yang besar.
“Realisasi target kontrak tahun lalu mencapai Rp 3,1 triliun, dan itupun melebih itarget yang semula Rp 2,5 triliun. Jadi tahun ini, seiring perkembangan ada penyesuaian target kontrak baru. Kami punya kemampuan untuk menaikan target,” jelas dia.
Perseroan, lanjut dia, juga bakal berpartisipasi dalam menggarap proyek-proyek yang bakal dikerjakan oleh Grup Astra. Tahun lalu, Acset mengerjakan konstruksi Astra Business Centre serta sejumlah warehouse Astra Oto Parts.
Adapun, salah satu kontrak yang dilirik perseroan adalah pekerjaan sipil pembangkit listrik Tanjung Jati. Proyek pembangkit listrik berkapasitas 2×1.000 megawatt itu akan digarap oleh United Tractors bersama Sumitomo Corp dan Kansai Electric Powet Co Inc. Sementara itu, RUPST Acset Indonusa sepakat membagikan dividen tunai tahun buku 2015 sebesar Rp 33,5 per saham. Nilai tersebut setara 40% dari laba bersih perseroan tahun lalu yang sebesar Rp 41,9 miliar.
Sesuai rencana, sebagian laba bersih perseroan tahun lalu juga dialokasikan untuk penambahan dana cadangan sebesar Rp 7 miliar, sehingga dana cadangan akan menjadi sebesar Rp 10 miliar atau setara 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Selain itu, sisa laba yang sebesar Rp 18,2 miliar dibukukan sebagai laba ditahan, guna mendukung bisnis perseroan ke depan.
Website Administrator
Creative Trading System | Creative Idea in Stock Market