Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada awal perdagangan di pasar spot, Senin (14/12/2015), kembali tertekan. Rupiah sempat melorot ke kisaran 14.100.
Pada pukul 08.25 WIB data Bloomberg menunjukkan, mata uang garuda berada di posisi Rp 14.109 per dollar AS, lebih rendah dibandingkan penutupan akhir pekan lalu pada 13.993.
Hingga pukul 08.50 WIB, untuk sementara, rupiah berhasil mengikis pelemahan dengan berada di level 14.071.
Tekanan rupiah semakin kuat mendekati rapat Federal Open Market Committee (FOMC) pada pekan ini.
Pada Jumat (11/12/2015), di pasar spot, rupiah melemah 0,28 persen ke Rp 13.993 per dollar AS, sedangkan kurs tengah Bank Indonesia menguat 0,12 persen ke Rp 13.937 per dollar AS.
Research and Analyst Divisi Treasuri BNI Trian Fatria mengatakan, pelemahan rupiah terus terjadi karena pelaku pasar berekspektasi The Fed bakal mengerek suku bunga pada akhir tahun ini.
Terlebih lagi, di dalam negeri, kebutuhan dollar AS meningkat jelang akhir tahun untuk membayar utang. Trian menduga, awal pekan ini, rupiah masih akan ada di area negatif. “Masih akan didominasi sentimen FOMC,” tuturnya seperti dikutip Kontan.
Sumber: Kompas
Founder & Creative Director of Creative Trading System.
Creative Thinker, Stock Trader, Typo Writer & Enthusiastic Teacher.
Big believer of Sowing and Reaping.
Just A Simple Man with Extraordinary God