Pada tahun 2017 lalu seorang pengusaha melihat adanya peluang bisnis di salah satu sektor yang sedang berkembang pesat di Indonesia sampai saat ini, adanya perubahan gaya hidup, dan spending dari masyarakat Indonesia dalam beberapa tahun terakhir., membuat pengusaha tersebut memberanikan diri untuk membangun satu bisnis di bidang yang sedang happening tersebut. Akhirnya di tahun 2017 lalu berdirilah sebuah startup di bidang Teknologi Infomasi, yang bergerak di bidang yang cukup mirip dengan raksasa-raksasa seperti Gojek, Grab, Traveloka, dll.
Hanya dalam waktu satu tahun perusahaan tersebut berkembang dengan begitu cepat dari semula tidak memiliki pegawai sama sekali, di tahun 2017 lalu perusahaan ini sudah memiliki 6 pegawai dalam usahanya, tidak tanggung-tanggung perusahaan tersebut dikepalai oleh seorang Direktur Utama yang punya pengalaman di Group Lippo, Bakrie, dan Mega, 3 konglomerasi besar di negeri ini yang sudah sangat disegani kemampuannya dalam melakukan corporate action.
Kerja keras ke 6 karyawan tersebut mulai menunjukan hasilnya di tahun 2018, dimana start up ini mulai melakukan launching produknya ke publik berupa sebuah website, namun karena memang masih baru launching dan belum banyak dikenal publik penjualan perusahaan tahun 2018 belum terlalu tinggi, dimana total penjualan sepanjang tahun 2018 hanya sebesar 28 Juta Rupiah.
Namun seiring dengan semakin banyaknya publik yang menggunakan jasa dari perusahaan penjualan pun naik signifikan di tahun 2019, hal ini juga didukung dengan di launchingnya aplikasi smartphone dari perusahaan. Tidak tanggung-tanggung hanya dalam 6 bulan pertama tahun 2019 lalu penjualan perusahaan sudah lebih naik hampir 50% dari penjualan total sepanjang tahun 2018, menurut laporan keuangan yang dirilis oleh perusahaan total penjualan di semeter pertama tahun 2019 sudah mencapai 36 juta rupiah.
Seperti bisa kita lihat dalam potongan dari laporan keuangan perusahaan di atas, memang ada peningkatan yang signifikan dalam omset perusahaan dalam 6 bulan pertama tahun 2019 lalu.
Aplikasi yang dirilis oleh perusahaan juga mendapat respond positif dari penggunanya, dimana di Google Playstore Aplikasinya mendapat rating 4 Bintang, dan sampai saat ini aplikasi tersebut sudah di download oleh lebih dari 1.000 pengguna. Memang masih cukup jauh kalau kita bandingkan dengan pesaing-pesaingnya seperti Gojek yang sudah di download oleh lebih dari 50 juta pengguna, atau Traveloka sekalipun yang sudah di download oleh lebih dari 10 juta pengguna. Sebagai informasi tambahan dari +1.000 orang yang mendownload aplikasi ini, 10 penggunanya memberikan rating bintang 5 terhadap aplikasi ini. Namun memang masih kalah dari rata-rata harian bintang 5 yang diperoleh oleh Abang Gojek yang kita temui sehari-hari.
Namun sayangnya meskipun produk-produknya sudah mulai dikenal publik, dan aplikasinya sudah mulai di download orang, namun dari waktu ke waktu kerugian perusahaan ini terus membengkak, sejak awal berdirinya sampai pertengahan tahun lalu kerugian perusahaan terus membengkak.
Dari sisi bisnis pun kita tahu aksi bakar duit yang dilakukan oleh startup-startup ternama seperti Gojek, Ovo, Traveloka, membuat sangat sulit untuk perusahaan baru seperti perusahaan ini bisa merebut market share dari mereka, itulah yang membuat masa depan perusahaan ini semakin dipertanyakan.
Fakta inilah yang kemungkinan membuat perusahaan melihat peluang bisnis yang baru, yang juga sedang booming dalam beberapa tahun terakhir, yang tidak lain adalah bisnis ‘Bandarmologi’ saham IPO. Kita tahu dalam 3 tahun terakhir bisnis ini pun relative tumbuh sangat pesat, dimana dalam beberapa tahun terakhir ada banyak perusahaan yang kondisinya tidak jauh berbeda dengan perusahaan ini namun sahamnya berhasil diborong oleh publik.
Karena memang saat ini para pelaku pasar di Indonesia sudah jauh lebih cerdas dan sudah paham kalau fundamental perusahaan bukanlah faktor yang terlalu penting, dan sangat kecil pengaruhnya dalam pergerakan harga perusahaan. Jadi meskipun omset baru 36 juta, perusahaan ini memberanikan diri untuk maju dan melantai di Bursa Saham Indonesia.
Karena memang kunci keberhasilan dari IPO sebuah perusahaan adalah pemilihan Bandar yang tepat, sebaik apa pun fundamental perusahaan, semua itu tidak akan banyak berguna, jika Bandar yang dipilih tidak terlalu hebat dari mengatur skenario pergerakan harganya.
Karena perusahaan hanya sebuah ‘mobil’ dan Bandar adalah ‘supirnya’, tanpa ada Bandar yang menyetir, tidak peduli sebagus apa pun mobilnya tidak akan bisa kemana-mana, tanpa supir mobil mewah tersebut hanya akan diparkir, sampai akhirnya rusak sendiri.
Di sisi lain meskipun mobilnya bobrok dan bermasalah di sana-sini, namun selama supirnya handal mobil tersebut bisa berjalan sampai ke tujuan pemilik mobilnya. Bahkan kita juga tahu semakin jelek mobilnya, biasa semakin nekad juga supirnya, dan pergerkaan mobilnya semakin menggila.
Itu sebabnya setiap hari kita menemukan puluhan saham-saham ‘tidak jelas’ yang mendominasi perdagangan di bursa, bahkan dari 20 saham yang naik paling tinggi sepanjang tahun 2019 lalu, 16 di antaranya adalah perusahaan yang baru IPO tahun di tahun 2019, dan kalau anda pelajari fundamentalnya, beberapa di antaranya tidak jauh berbeda dengan perusahaan yang kita bahas di atas.
Jadi strategi perusahaan di atas untuk men-IPO khan perusahaannya bisa dibilang sudah tepat, karena memang jauh lebih mudah dan lebih murah untuk memancing Investor Ritel untuk membeli saham mereka, daripada memancing publik untuk menggunakan jasa yang mereka tawarkan.
Namun tentunya kesuksesan mereka mencari untung dalam bisnis baru mereka ini sangatlah bergantung pada pemilihan Bandar, yang bertugas menjadi supir dari kendaraan mereka untuk bisa sampai ke tujuan yang diinginkan oleh pemilik perusahaan. Dan jika kami melihat Bandar yang ditunjuk untuk mengendalikan harga saham ini, kami cukup optimis kalau perusahaan ini akan berhasil mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Lalu perusahaan apakah ini dan Apa kode sahamnya apa ?
Tentunya sangat tidak etis untuk kami memberi tahu saham apa yang sebanarnya sedang kami bahas di atas, karena dengan memberi tahu kode saham yang dimaksud, secara tidak lansung kami sedang mempesulit orang lain yang sedang menjalankan strategi bisnisnya. Yang pasti perusahaan ini belum lama IPO, dan angka-angka yang kami cantumkan dalam artikel di atas, merupakan data yang diberikan langsung oleh perusahaan yang bersangkutan.
Selain itu kami juga tentunya mau menghormati para IPO Hunter, mereka-mereka yang sudah belajar Ilmu Bandarmologi di saham IPO yang tentunya sudah bisa mendeteksi kalau sampai hari ini Bandar saham ini belum berhasil membawa saham ini sampai ke tujuan yang diharapkan, itu artinya mobilnya masih akan melanjutkan perjalanannya dalam beberapa waktu kedepan. Dan selama mobilnya masih akan dijalankan tidak peduli kemana pun tujuannya, peluang untuk mencari keuntungan di saham ini masih akan terbuka lebar.
Dalam artikel ini kami menjelaskan resiko yang ada dalam berinvestasi di saham-saham IPO, karena meskipun sudah terbukti perusahaan-perusahaan tidak jelas seperti ini selalu mendominasi saham-saham yang mengalami kenaikan tertinggi setiap tahunnya, namun jika kita salah dalam membaca strategi Bandarnya, bukan mustahil dana kita akan terkubur selamanya di saham yang sudah dibanting oleh Bandar.
Jadi sebagai investor atau trader kita benar-benar harus berhati-hati dalam mencari peluang di saham-saham seperti ini, dan untuk memperoleh keuntungan yang besar tentu dibutuhkan pengetahuan yang luas pula, jadi jika anda termasuk investor yang menganggap resiko trading saham seperti ini jauh lebih besar dari peluang profit yang ditawarkan, dan anda juga mau menghimbau rekan-rekan anda untuk juga berhati-hati supaya tidak terjebak strategi Bandar di saham seperti ini, anda bisa membanti men-share saham ini kepada rekan-rekan anda.
Founder & Creative Director of Creative Trading System.
Creative Thinker, Stock Trader, Typo Writer & Enthusiastic Teacher.
Big believer of Sowing and Reaping.
Just A Simple Man with Extraordinary God
5 comments
Sepertinya IPO adalah exit plan dari Start Up untuk mencari pendanaan selain dari Investor ya.. btw Start Up – Start Up saat ini masih merugi semua kan, untuk mencari pelanggan sebanyak-banyaknya..dengan melakukan bakar uang…. dan tentunya dominasi atau monopoli yang menjadi cita-citanya sehingga untung suatu saat nanti….
PGJO
Nanti adalagi pengelola kos yg ipo
Pasti YELO ini, kejam memang bandarnya… Banyak yang jadi korban
Bujur pal
Buka dulu prospektus nya utk memastikan.. salam