Pada tanggal 19 Mei 2014 lalu IHSG berhasil menorehkan record baru, dengan mencatatkan total inflow sebesar 2.2T dalam satu hari. Pencapaian itu adalah inflow terbesar sepanjang sejarah, faktor yang kemungkinan menjadi pendorang inflow tersebut adalah peresmian duet Jokowi – JK yang terjadi tepat di hari tersebut. Seperti kita ketahui duet ini adalah duet yang paling diharapkan oleh pasar.
Namun sentimen positif tersebut ternyata tidak berlangsung lama, karena sore-nya Aburizal Bakrie dan Golkar menyatakan dukungannya kepada Prabowo, dan sebagai imbalannya ARB diberikan jabatan menteri penting, dan golkar juga dijanjikan beberapa kursi kabinet sebagai imbalannya.
Sentimen tersebut sepertinya dianggap sebagai sentimen negatif oleh market, terlihat dari IHSG turun secara drastis pada hari selanjutnya. Bukan hanya itu IHSG pun terus bergerak dalam trend turun setelah kejadian tersebut, dana asing pun terlihat langsung mogok masuk ke bursa kita.
Hal ini dapat dimengerti karena dengan bergabungnya Bakrie dengan Prabowo, maka Prabowo akan mendapat tambahan kekuatan yang signifikan, melalui mesin partai Golkar dan Media milik ARB. Hal tersebut juga berarti dengan hanya majunya dua calon maka Pemilu akan menjadi satu putaran, hal tersebut membuat resiko politik Indonesia meningkat signifikan dalam jangka pendek.
Dan sebulan setelah kejadian tersebut kita mendapati bahwa memang benar Popularitas Prabowo terus meningkat dalam 1 1/2 bulan terakhir, jika 3 bulan yang lalu semua pihak yakin bahwa Jokowi pasti menang, saat ini posisinya sudah berimbang, sehingga sangat sulit memprediksi siapa yang akan menjadi Presiden Indonesia dalam 5 tahun kedepan.
Namun dibalik turunnya IHSG dan berhentinya Foreign Inflow ke IHSG dalam 1 1/2 bulan terakhir, kami mendapati masih terdapat beberapa saham yang ‘secara diam-diam’ terus diakumulasi oleh investor asing setelah keluarnya keputusan ARB bergabung dengan Prabowo.
Melalui CTS FOREIGN FLOW SYSTEM kami menemukan ada 20 saham yang paling banyak di akumulasi oleh asing dalam periode 20 Mei 2014 sampai penutupan perdagangan kemarin sore 3 Juni 2014.
Pada peringkat pertama adalah TLKM, dalam peride tersebut saham ini dikumpulkan asing sebanyak 751M, jumlah yang cukup besar di tengah kelesuan market seperti sekarang.
Yang membuat saham ini lebih menarik adalah dalam periode yang sama TLKM turun harganya sebesar 4.1%, menunjukan asing berhasil membeli di harga yang murah memanfaatkan kekhawatiran yang terjadi di bursa kita.
Selain itu UNTR, dan PGAS juga banyak dikumpulkan asing dengan inflow sebesar 624M dan 424M.
Jika kita simpulkan kita melihat banyaknya dana masuk ke saham-saham infrastructure, dan juga batubara.
Hal ini kemungkinan merupakan spekulasi yang dilakukan oleh investor asing mejelang Pilpres tanggal 9 Juli nanti.
Kemungkinan saham-saham ini akan naik signifikan jika Capres yang menang sama dengan ekpektasi market. Sebagai investor ritel dan 3 hari menjelang pemilu, kita masih memiliki kesempatan untuk ikut melakukan spekulasi. Tentunya dengan memahami resiko bahwa jika pemenang Pilpres tidak sesuai harapan IHSG kemungkinan besar akan mengalami koreksi cukup signifikan dalam minggu-minggu pertama pasca Pilpres 9 Juli nanti.
Quote of the Day :
The True Measure of Leadership is Influence – Nothing More, Nothing Less
Website Administrator
Creative Trading System | Creative Idea in Stock Market