Dalam perdagangan hari Jumat lalu, berita mengenai akan diadakannya berita mengenai Merger antara CTRA, CTRP dan CTRS membuat ketiga saham salah satu Property Group terbesar di Indonesia ini menggila harganya di mana sempat naik sampai 20% di awal perdagangan
Secara serempak Trio Ciputra ini menjadi pokok pembicaraan utama di berbagai forum saham, dari berita yang keluar mengatakan bahwa pihak CTRA berencana melakukan SWAP saham CTRS dan CTRP sehingga kedepannya hanya akan ada satu saham yaitu CTRA. Berita ini langsung di sambut terbangnya ketiga saham tersebut, namun akhirnya diakhiri dengan penurunan menjelang akhir sesi. Namun mempelajari pergerakan harga tersebut kami melihat ada beberapa hal yang agak janggal.
TIMING KELUARNYA BERITA DAN KENAIKAN HARGA
Salah satu yang menarik dalam pergerakan saham ini adalah, timing keluanya berita dan kenaikan harga ketiga saham ini terjadi secara bersamaan, hal ini membuat investor ritel secara otomatis mengira kalau Merger ini akan memberikan dampak luar biasa positif di masa yang akan datang, sehingga investor ritel berbodong-bondong membeli saham-saham group ini meskipun harganya sudah naik lebih dari 15%.
Namun jika dilihat lebih tenang sebenarnya masih sangat banyak berita yang belum pasti dalam rencana merger seperti yang kami bahas dalam artikel sebelumnya mengenai Pembahasan Fundamental Merger CTRA. Jadi bisa dikatakan bahkan secara Fundamental merger ini tidak terlalu menarik, karena tidak mengakibatkan pertambahan asset dari CTRA, bahkan merger ini justru mengindikasikan akan adanya RIGHT ISSUE yang dilakukan oleh CTRA. Seperti kita ketahui Right Issue umumnya malah menyebabkan harga turun, dan bukan naik seperti yang terjadi hari Jumat.
Selain itu belum adanya kepastian kapan rencana ini akan dilaksanakan karena masih menugggu peraturan perpajakan yang baru, membuat kenaikan harga hari Jumat semakin aneh, apalagi jika kita melihat bahwa hari ini, harga ketiga saham ini tidak bergerak kemana-mana, semakin mengindikasikan bahwa pergerakan harga hari Jumat lalu murni manuver bandar dan bukan didorong faktor fundamental seperti yang sebelumnya dipercaya banyak investor ritel
EFEK MERGER SECARA BANDARMOLOGI
Dari sudut pandang bandarmologi merger bisa memiliki beberapa dampak baik positif maupun negatif. Dampak positif yang paling jelas adalah dengan bergabungnya 3 saham menjadi satu maka secara otomatis liquiditas akan meningkat. Meningkatnya liquiditas, berpotensi mengundang banyak pemain-pemain baru ke saham ini. Bagi bandar ini dapat menjadi kabar baik, karena saham yang dikelolanya akan laku di masa yang akan datang.
Di sisi lain hal ini juga dapat menjadi berita buruk untuk bandar, karena proses SWAP saham yang nantinya akan dilaksanakan, berpotensi membuat munculnya pemengan-pemegang saham dalam jumlah besar yang baru, jadi sebagai bandar mereka harus memetakan ulang lagi peta kepemilikan saham, sebelum memulai satu aksi yang besar.
Jadi bisa disimpulkan Bandar akan perlu beradaptasi setelah proses merger dilaksanakan, ada peluang yang baik di masa yang akan datang, namun untuk menggarap peluang strategi yang digunakan bandar tidak bisa sama dengan strategi-strategi yang sebelumnya.
Jadi aksi bandar yang dilakukan saat ini kemungkinan bukanlah aksi jangka panjang, melainkan sebuah aksi jangka pendek yang dilaksanakan memanfaatkan berita merger di ketiga saham ini.
PERGERAKAN BANDAR DI TRIO CIPUTRA
Hanya dari melihat grafik di atas saja kita bisa melihat bahwa kemungkinan ada ‘jebakan bandar’ dalam pergerakan harga CTRA di hari Jumat lalu, setelah sebelumnya sempat terbang harganya turun dari 1.650 sampai 1.450 hanya dalam beberapa jam. Dan sampai penutupan kemarin terlihat harganya masih diam di tempat.
Jika melihat dari sudut pandang bandarmologi, asumsi tersebut terlihat semakin jelas, dalam pergerakan istimewanya hari Jumat kemarin, investor ritel justru terlihat yang paling banyak melakukan pembelian, 3 broker terbesar ritel YP, PD, dan KK semuanya terlihat melakukan pembelian di saham ini dalam jumlah besar, Sementara broker-broker yang biasa dipakai oleh institusi / bandar sepreti AK, YU, AI dan CS terlihat paling banyak melakukan penjualan, yang mengindikasikan bahwa meskipun harga CTRA naik disertai berita merger, namun secara bandarmologi justru sedang terjadi distribusi.
Average pembelian investor ritel di saham ini sepanjang hari Jumat ada di kisaran 1.500 yang menandakan bahwa investor ritel yang masuk hari Jumat mayoritas sudah dalam posisi nyangkut. Dalam perdagangan kemarin, saham CTRA juga terlihat masih di distribusi.
Secara Technical pergerakan CTRP beberapa hari terakhir, terlihat jauh lebih baik dibandingkan dengan CTRA. Namun secara Bandarmologi sepertinya strategi bandar di saham ini tidak jauh berbeda dengan CTRA.
Terlihat dalam broker summary CTRP hari Jumat lalu, KK dan PD masih tercatat sebagai 5 besar top buyer. Menurut analisa kami di saham ini pun masih terjadi distribusi bandar meskipun harganya naik cukup banyak hari Jumat lalu. Sampai perdagangan kemarin terlihat aksi distribusi bandar di saham ini juga belum berakhir.
CTRS menjadi saham yang paling banyak naik di perdagangan hari Jumat, kemungkinan karena secara Bandarmologi strategi di saham ini memang sedikit berbeda dengan 2 saham lainnya. Dalam kenaikan hari Jumat, tidak terlihat adanya distribusi seperti yang terjadi di CTRA dan CTRP.
Dalam broker summary di atas kita bisa melihat bahwa memang tidak ada indikasi distribusi namum juga tidak terlihat adanya akumulasi yang menopang kenaikan harga CTRS yang begitu luar biasa di hari Jumat, artinya kenaikan itu hanya merupakan ‘mark up’ bandar, strategi yang digunakan sambil memanfaatkan adanya berita merger di akhir minggu lalu. Pada hari Senin kemarin saham ini juga tidak terlihat sedang di distribusi bandar, jadi overall bisa dikatakan secara bandarmologi CTRS adalah saham yang paling baik secara Bandarmologi. Namun hal ini juga sudah direspon dengan kenaikan harga yang juga lebih besar dari kedua saham lainnya.
KESIMPULAN
Ketiga saham di atas, terlihat di angkat harganya secara tidak sehat, selain secara fundamental berita ini tidak akan merubah prosepek perusahaan dalam jangka pendek, secara Bandarmologi juga kenaikan ketiga saham ini juga tidak disertai dengan akumulasi bandar, dan berpotensi membuat harganya terus naik, bahkan ada indikasi bandar justru jualan dibalik kenaikan CTRA dan CTRP.
Jadi menurut pandangan kami di harga saat ini, ketiga saham ini sudah cukup mahal di kisaran harga saat ini, dan mengingat bahwa saham-saham property sedang ada dalam momentum yang positif, kami menanggap ada banyak saham-saham property lainnya yang lebih menarik dalam jangka pendek.
Website Administrator
Creative Trading System | Creative Idea in Stock Market