Sejak mulai kami umumkan di awal bulan lalu kalau THE BULL IS HERE, istilah tersebut terlihat cukup berhasil diingat oleh para investor yang membaca setiap website kami, dan memang seperti kita ketahui sepanjang bulan November lalu IHSG terus naik (bahkan masih terus naik sampai sekarang) dan karena memang dana asing pun terus masuk ke bursa kita sepanjang bulan November lalu.
Kami pun masih sangat ingat di memori kita semua, seminggu yang lalu kami dengan sangat yakin mengatakan ‘Yes The Bull is (still) Here’, dan memasuki bulan Desember ini IHSG kembali melanjutkan kenaikannya, dan karena ditambah Optimisme Window Dressing membuat banyak investor lokal terlihat mulai masuk ke fase euphoria.
Kekhawatiran akan bangkitnya optimisme investor lokal sudah sempat kami bahas hari Jumat lalu, dimana kami mengatakan, bangkitnya optimisme investor lokal ini justru bisa buruk untuk masa depan IHSG.
Apalagi seperti kami bahas minggu lalu karena IHSG sudah naik dari 5.600an ke level 6.100an, penembusan level resisten di 6.100 itu membuat para analis technical seakan-akan berlomba-lomba memberikan sinyal bullish dan memprediksi IHSG akan terus naik kedepannya.
Namun setelah 1 minggu berlalu dari pembahasan kami tersebut, di tengah kondisi market yang dipenuhi oleh investor lokal yang optimis, kami justru mulai mempertanyakan masa depan IHSG. Apakah The Bull is Still Here !!
Alasannya sangat sederhana, karena sepanjang minggu ini terlihat investor asing justru memanfaatkan momentum optimisme para investor lokal tersebut untuk melakukan PROFIT TAKING di saham-saham yang sudah mereka Akumulasi sepanjang bulan November lalu.
Tanda-tanda perubahan strategi investor asing langsung muncul di awal perdagangan bulan Desember ini, pada hari Senin lalu secara tiba-tiba IHSG dibuka dalam posisi GAP UP dan langsung kembali ke level 6.100an seakan-akan mau mengembalikan optimisme para analis techncial.
Membuat harga saham GAP UP tentunya bukanlah strategi yang biasa dipilih oleh mereka yang bertujuan untuk melakukan akumulasi, karena dengan harga yang Gap Up, kita harus melakukan pembelian di harga atas. Jadi memang sangat aneh Investor Asing membuat IHSG Gap Up hari Senin lalu, karena kalau mereka mau melanjutkan aksi akumulasinya, idealnya mereka menjaga supaya IHSG terus berada di bawah 6.100an sambil terus melakukan akumulasi secara perlahan. Namun yang mereka lakukan justru sebaliknya, IHSG justru GAP UP dan pada hari tersebut Investor Asing malah jualan.
Bukan cuma itu, sepanjang perdagangan minggu pertama bulan Desember ini pun Investor Asing secara perlahan terus melanjutkan aksi Profit Takingnya, total aksi jual asing dalam seminggu ini sudah jualan sebesar 2.1 Triliun., bukan cuma itu terlihat jelas kalau IHSG sangat ‘DIJAGA’ oleh investor asing, jadi meskipun ada banyak sentimen negatif terutama dari bursa regional (Bursa Dow Jones terjun bebas) sepanjang minggu ini, namun IHSG terlihat terus dijaga supaya tidak turun, hal ini memang perlu dilakukan supaya investor asing bisa terus merealisasikan keuntungannya di harga atas.
Hal inilah yang menjadi dasar pertimbangan kami, untuk mulai mempertanyakan apakah The Bull is Still Here ?!
Statement kami kali ini yang justru mempertanyakan statement kami sebelumnya, terlihat membuat cukup banyak investor menjadi bingung. Beberapa di antaranya bahkan merespon negatif statement tersebut. Karena menganggap kami tidak konsisten dengan pernyataan yang kami buat sendiri.
Respon ini kami terima secara positif, karena kami tahu respon ini kemungkinan besar disampaikan oleh mereka yang memang belum mengerti tentang IHSG dan pergerakan Investor Asing yang mengendalikan IHSG.
Memang betul di awal bulan November lalu kami mengatakan bahwa The Bull is Here, karena didasari oleh pengamatan kami yang melihat bahwa investor asing sangat serius melakukan akumulasi di awal bulan lalu, dan karena IHSG dikendalikan oleh investor asing, maka kami juga menyimpulkan kalau IHSG akan terus bergerak naik. Dan memang terbukti Investor Asing terus melakukan akumulasi sepanjang bulan November, dan IHSG pun berhasil naik dari 5.600an ke 6.100an.
Namun satu hal yang perlu kita mengerti sebagai investor, bahwa sama setiap trader bebas memutuskan untuk membeli atau menjual kapan saja, di hari apa saja, dalam kondisi apa saja. Kebebasan yang sama juga dimiliki investor asing dalam menggerakan IHSG.
Hanya karena kami mengatakan THE BULL IS HERE bukan berarti kedepannya INVESTOR ASING WAJIB TERUS meng-akumulasi saham-saham di bursa kita. Kapan saja mereka bisa berhenti melakukan pembelian, bisa profit taking, atau bisa membanting harga. Statement kami tidak bisa mengendalikan aksi investor asing di masa yang akan datang.
Dan tujuan dari analisa Foreign Flow adalah untuk mengikuti pergerakan investor asing, bukan untuk men-dikte atau mengatur aksi investor asing di masa yang akan datang. Jadi tentunya kami sama sekali tidak gengsi atau malu jika kedepannya kami harus merubah statement kami, kalau memang kenyataannya strategi investor asing juga berubah. Karena fokus kami sebagai seorang trader adalah mencari keuntungan, bukan beradu argumen, atau mempertahankan argumen.
Dan jika kita melihat pergerakan di minggu pertama bulan Desember ini, fakta yang kita temukan adalah investor asing sudah mulai melakukan aksi profit taking, dan fakta itulah yang membuat kami mulai mempertanyakan keberadaan ‘The Bull’.
Jika anda sudah mulai mengerti tentang tujuan dari analisa Foreign Flow, mungkin pertanyaan selanjutnya akan muncul :
Kalau Investor Asing bisa keluar masuk sesuka mereka untuk apa kita sibuk mengikuti atau menganalisa pergerakan mereka ?! Karena pada akhirnya semua bergerak sesuai dengan kemauan mereka.
Jawabannya cukup sederhana, sama seperti kita. Kita juga bebas mau beli saham kapan saja, dan bebas menjual saham kapan saja. Namun ada satu hal yang mengikat kita semua dalam melakukan aksi BELI dan JUAL.
Pengikatnya adalah tujuan kita dari membeli saham itu sendiri, yang adalah untuk MENCARI UNTUNG. Itulah yang mengikat kita semua, untuk tidak secara ‘sembarangan’ melakukan aksi BELI atau JUAL.
Hal yang sama juga dialami oleh Investor Asing, hanya karena mereka ‘bule’ atau karena mereka banyak duit, bukan berarti mereka terlepas dari tujuan untuk Mencari Untung. Dan konsep mencari untung dalam trading cukup sederhana. beli di harga bawah, jual di harga atas.
Itulah alasannya mengapa kami menyarankan kita semua untuk memanfaatkan momentum akumulasi investor asing di awal bulan November lalu, karena pada saat itu investor asing baru mulai melakukan pembelian.
Memang kami tidak bisa tahu sampai kapan mereka akan melakukan pembelian, atau kapan mereka akan mulai jualan. Namun yang kami tahu untuk mencari keuntungan mereka harus menjual di atas harga beli mereka, jadi harga harus mereka naikan dulu di atas harga beli mereka supaya mereka bisa jualan, kesempatan itulah yang dimanfaatkan oleh para pengguna sistem foreign flow untuk mencari keuntungan.
Bukan cuma karena jumlah saham yang asing beli cukup banyak dan jumlah uang yang dikeluarkan asing juga cukup besar selama bulan November lalu (sekitar 9 Triliun), maka untuk menjualnya juga dibutuhkan waktu yang lama. Tidak mungkin saham senilai 9 Triliun dijual investor asing dalam waktu 1 hari saja.
Sebagai informasi tambahan, record penjualan terbesar investor asing dalam jangka pendek terjadi di bulan November 2016 pada saat itu tanpa sebab yang jelas investor asing memutuskan untuk menjatuhkan IHSG secara tiba-tiba, dengan melakukan penjualan secara massive sebesar 5.6 T dalam waktu 2 hari. Hasilnya dalam 2 hari tersebut IHSG turun 8% dalam 2 hari.
Dan tentunya kalau tujuan investor asing mau mencari untung, cara mereka berjualan tidak akan seperti itu, karena kalau dana sebanyak 9 Triliun itu mau dijual dalam 1-2 hari maka di waktu yang sama IHSG bisa turun 15-20%, dan kalau IHSG turun sedalam itu, maka investor asing tidak akan berhasil melakukan profit taking. Idealnya kalau untuk meng-akumulasi dibutuhkan waktu 1 bulan, aksi profit taking investor asing umumnya membutuhkan waktu yang lebih lama, antara 1-2 bulan.
Itu sebabnya dalam periode investor asing melakukan profit taking, kondisi harus dibuat sekondusif mungkin, para analis lokal pun kalau bisa dibuat se-optimis mungkin terhadap kondisi saat ini supaya mereka merekomendasikan sebanyak mungkin investor lokal lainnya untuk mau membeli saham yang dijual investor asing. Kondisi yang sama kurang lebih sedang terjadi dalam beberapa hari terakhir di bursa kita. Dan momentum inilah yang bisa kita manfaatkan sebagai pengikut pergerakan investor asing untuk ikut melakukan profit taking secara bertahap.
Terakhir, Apakah The Bull Sudah Benar-Benar Pergi ?!
Karena kami bukan Investor Asing, jadi tentunya bukan kami yang mengatur pergerakan Asing, namun yang pasti dari total 9 Triliun uang yang dikeluarkan asing sejak bulan November lalu, sampai sekarang 7 Triliunnya masih belum dijual. Jika dalam 1 minggu Asing bisa jualan 2 Triliun (seperti yang terjadi minggu ini), maka kalau asing mau menjual semua saham yang mereka beli di bulan November, kemungkinan dibutuhkan waktu sekitar 4 minggu lagi. Jadi kalaupun asing mau terus jualan, prosesnya masih cukup panjang. Belum lagi ada efek Window Dressing yang datang di penutupan tahun ini.
Jadi mungkin strategi yang ideal saat ini adalah untuk ikut profit taking secara bertahap di saham-saham yang memang Asingnya juga sedang profit taking, sambil menunggu effect window dressing di akhir tahun, atau menunggu kembali masuknya investor asing.
Sementara untuk saham-saham yang tidak dibandari asing, terlihat masih cukup menarik untuk kita lirik, terutama yang harganya mulai bangkit beberapa minggu terakhir.
Founder & Creative Director of Creative Trading System.
Creative Thinker, Stock Trader, Typo Writer & Enthusiastic Teacher.
Big believer of Sowing and Reaping.
Just A Simple Man with Extraordinary God
2 comments
Terima kasih Bang Argha, dengan terus mengupdate pergerakan asing yang kadang tidak sesuai dengan prediksi atau harapan kita, Anda justru telah menunjukkan kekonsistenan Anda dalam mengikuti manuver asing yang memang cenderung berubah-ubah. Saya bersyukur dan sangat terberkati dengan analisa Anda.(meskipun hampir cut loss JSMR :p).
Analisa yg bagus sekali sangat inspiratif