Pada bulan Februari lalu kami mengatakan, bahwa dalam beberapa bulan kedepan IHSG AKAN MENDEKATI LEVEL 6.000 (bergerak di kisaran 5.900), pada saat itu kami mengatakan kita tidak perlu mempedulikan kondisi politik, kondisi ekonomi, atau suku bunga The Fed, karena selama dana asing terus masuk ke bursa kita, IHSG akan mencepai level yang ditargetakan tersebut, karena IHSG selalu digerakan oleh investor asing.
Kami menggunakan level 6.000 sebagai batas atas untuk target IHSG kami karena kami menganggap level ini kemungkinan akan jadi level psikologis yang kuat, dan tidak akan mudah untuk ditembus hanya dengan sekali percobaan. Prediksi ini kami terus pertahankan sampai saat ini, jika anda mengikuti ulasan-ulasan kami di website dan di LINE OFFICIAL rekan-rekan tentu mengetahui bahwa tidak sekalipun kami ragu akan potensi kenaikan IHSG dalam bulan-bulan ini untuk terus bergerak mencapai targetnya.
Outlook mengenai IHSG kami tambahkan sekitar 2 bulan sebelum pengumuman pemberian Investment Grade oleh S&P pada saat itu kami sangat yakin investment grade akan diberikan, karena S&P 500 dan Investor Asing yang ada di bursa kita adalah ‘partner’ jadi tidak tindakan mereka akan saling men’support’ satu sama lain. Bukan cuma itu beberapa minggu mejelang pemberian rating kami juga memprediksi bahwa setelah investment grade diberikan, maka itulah waktu yang ideal untuk investor asing melakukan profit taking alias jualan, memanfaatkan momentum di euphoria investor lokal yang percaya bahwa IHSG akan terus naik, karena akan terus dibanjiri inflow dana asing pasca pemberian investment grade.
Puji Tuhan prediksi tersebut pun benar lagi, sejak rating Indonesia dinaikan investor asing justru terlihat terus melakukan profit taking dari bursa kita, untungnya seperti berulang kali kami bahas dalam jangka pendek IHSG tidak bisa turun karena dana asing yang masuk di bursa kita sudah sangat besar, dan investor asing membutuhkan level IHSG yang tinggi untuk bisa profit taking dalam posisi untung.
Setelah prediksi kami menjadi kenyataan, IHSG sudah berhasil mencapai level 5.900 di minggu ini, dana asing terus masuk sampai pengumuman Rating S&P dan secara perlahan keluar setelahnya. Lalu kemana arah IHSG kedepan? Pertanyaan itulah yang banyak kami terima dalam 1 minggu terakhir.
Untuk menjawab pertanyaan di atas kita akan kembali mempelajari pergerakan dana asing di IHSG saat ini,
ASING LAMA KELUAR, ASING BARU BELUM DATANG
Seperti kita lihat bahwa sejak pertengahan bulan Mei lalu ketika diumumkannya rating S&P untuk Indonesia, curva dana asing di IHSG (warna biru) terlihat terus bergerak turun, hal ini berarti investor asing memilih untuk keluar dari Indonesia. Hal ini jelas berbeda dengan yang banyak dikatakan para analis sebelum pemberian rating.
Tentu kita masih ingat hampir semua analis mengatakan pemberian rating dari S&P akan mendatakan capital inflow yang luar biasa besar ke IHSG, namun kenyataannya dana asing justru keluar pasca kejadian tersebut.
Fakta di atas bukan berarti pemberian rating tersebut memberikan dampak negatif untuk IHSG, dan membuat investor asing justru keluar, sebagai spesialis pergerakan dana asing kami juga setuju bahwa dalam jangka potensi datangnya capital inflow ke bursa memang jauh lebih besar dari sebelum pemberian rating.
Namun fakta saat ini menunjukan bahwa dana tersebut belum masuk ke bursa kita, proses masuknya investor asing ke bursa kita ternyata tidak se-instan yang diharapkan oleh mayoritas pelaku pasar. Seperti prediksi kami sebelumnya Investor Asing yang sudah ada di Indonesia selama ini justru memilih untuk melakukan profit taking saat ini.
Jadi kita bisa membayangkan kondisi IHSG saat ini seperti lari estafet, dan saham-saham di bursa kita sebagai tongkat estafet nya :
PELARI PERTAMA, adalah investor asing yang sudah lama berkecimpung di bursa kita, mereka yang masuk sejak bulan Januari ini, mereka yang sudah mengetahui sejak awal tahun bahwa Indonesia akan diberikan investment grade oleh S&P.
Karena ini bursa saham, ketika Investor Asing mau membeli saham, harus ada investor lokal yang mau menjual, maka kita tentu masih ingat pada saat periode akumulasi asing tersebut, sentimen market diarahkan ke sentimen-sentimen negatif seperti kenaikan suku bunga The Fed, Pilakda Jakarta, Kasus Aholk, dll. Kasus-kasus yang sebenarnya tidak ada efeknya untuk IHSG, namun diperlukan untuk Asing bisa ‘merebut’ tongkat estafet yang pada saat itu dipegang investor lokal.
PELARI KEDUA, adalah Investor dalam negeri baik yang kecil maupun yang besar. Setelah Investment Grade diberikan, investor lokal baru menyadari kalau mereka sudah kehilangan barang senilai pulihan Triliun, karena dijual ke investor asing sejak awal tahun. Namun sejak rating tersebut, sentimen market diarahkan ke sentimen-sentimen positif, umumnya yang berhubungan dengan rating S&P untuk Indonesia.
Meskipun di waktu yang sama ada berita negatif seperti potensi masuknya ISIS ke Indonesia, The FED pun bahkan sudah menaikan suku bunganya sekali lagi, namun karena temanya pada saat ini adalah ASING JUALAN, jadi memang sudah sewajarnya pembahasan dan sentimen dalam negeri diarahkan ke hal-hal positif, supaya Investor Lokal dengan sukarela mengambil kembali tongkat estafet yang sebelumnya ‘direbut’ dari kita di awal tahun.
SIAPA YANG MENJADI PELARI KETIGA ?!
Seperti kita ketahui IHSG saat ini sudah mendekati level 6000 dan sudah beberapa kali membentuk level tertingginya dalam sejarah, dan kondisi saat ini market pun terlihat masih cukup positif. Kami belum melihat ada banyak investor dalam negeri yang ‘mengeluh’ karena IHSG sudah terlalu tinggi saat ini.
Hal ini berarti bahwa investor lokal masih dengan senang hati mengambil tongkat estafet IHSG dari investor asing. Asing pun tentu akan sebisa mungkin menjaga kondisi untuk tetap kondusif supaya proses perpindahan ini berjalan dengan lancar.
Dan jika kita kembali ke grafik IHSG di atas, kita melihat masih sangat banyak dana asing yang belum keluar saat ini. Sejak pertengahan Januari lalu total dana asing yang masuk ke bursa kita sebesar 30 Triliyun, dan sejauh ini baru sekitar 4 Triliyun yang berhasil dikembalikan ke investor lokal di harga yang tinggi.
Artinya investor asing perlu menjaga kondisi untuk tetap kondusif paling tidak sampai beberapa bulan kedepan, supaya seluruh tongkat senilai 30 Triliyun yang mereka beli dari lokal, bisa dikembalikan seluruhnya ke investor lokal di harga yang lebih tinggi.
Namun disinilah peran Rating S&P terasa, adanya sentimen ini memungkinkan akan masuknya pelari ketiga di bursa kita. PELARI KETIGA INI adalah Investor Asing yang baru. Mereka yang baru bisa masuk ke bursa kita setelah pemberian rating.Pelari ketiga ini kemungkinan memiliki cukup kekuatan untuk kembali MENGAMBIL TONGKAT ESTAFET dari tangan investor lokal.
Jika pelari ketiga ini benar-benar datang dan datang dalam jumlah yang besar (sebut saja 30 Triliyun) maka dalam 1-2 tahun kedepan IHSG bisa berada di level 7000an, karena dengan terbatasnya jumlah saham-saham unggulan di bursa kita, maka ‘perebutan tongkat ‘ akan menjadi sangat menarik di masa yang akan datang.
Related: Jika anda tertarik mempelajari tentang ilmu yang mendalami pergerakan Investor Asing di bursa kita, anda bisa mempelajarinya dalam WORKSHOP FOREIGN FLOW Akhir Tahun yang akan diadakan di MEDAN (23/9), JAKARTA (14/10), SURABAYA (21/10), dan secara ONLINE. Info lengkapnya bisa dilihat disini.
JIKA PELARI KETIGA TIDAK DATANG
Namun meskipun secara logika potensi datangnya pelari ketiga cukup besar, namun tetap ada kemungkinan pelari ini tidak datang ke bursa kita dalam waktu dekat, kalaupun datang, datang secara perlahan dan tidak bisa terasa efeknya untuk IHSG. Hal yang kurang lebih sama juga sempat terjadi pasca Tax Amnesty tahun lalu, ketika jumlah dana repatriasi yang masuk ke bursa kita jauh lebih rendah dari harapan sebelumnya.
Jika ini yang terjadi dalam 2-4 bulan kedepan, maka kemungkinan investor lokal akan memegang tongkat senilai 30 Triliyun dan kebingungan mencari pelari selanjutnya, dan jika itu yang terjadi maka besar kemungkinan IHSG akan dijatuhkan dulu oleh investor asing yang lama. Karena memang investor dalam negeri tidak memiliki kekuatan untuk mengendalikan IHSG, dan sangat mudah dibawa oleh sentimen-sentimen yang dihembuskan oleh broker-broker asing.
Tujuan Asing menjatuhkan IHSG, jika skenario ini terjadi tentu untuk bisa membeli kembali di harga yang murah, dan memulai lari estafet yang selanjutnya di tahun-tahun yang akan datang.
Mari sama-sama berharap supaya PELARI KETIGA ini benar-benar akan datang, dan mendatangkan berkat bagi kita semua investor dalam negeri, terutama bagi anda yang belum memahami tentang ilmu Foreign Flow dan baru masuk sekarang, pasca diberikannya Investment Grade untuk Indonesia.
Kalaupun pelari ketiga ini tidak jadi datang, dan IHSG akan mengalami koreksi cukup signifikan dalam beberapa bulan kedepan, kita tidak perlu terlalu khawatir, penurunan yang terjadi hanyalah manuver investor asing untuk membeli di harga murah, dan sama sekali tidak berarti bahwa IHSG akan ‘tamat’ dan saham-saham yang kita sudah beli di harga atas, tidak bisa kita jual lagi. IHSG memang dikuasai oleh asing, pergerakan-pergerakan seperti yang kita bahas saat ini adalah hal wajar yang sudah dilakukan investor asing selama bertahun-tahun di bursa kita.
Kami ingin mengingatkan untuk para Alumni Workshop Foreign Flow, kami akan mengadakan acara Gathering Online Khusus Alumni, dimana kami akan memberikan dan mengajarkan cara pemakaian Sistem Foreign Flow versi terbaru yang salah satu fiturnya adalah IHSG CRASH WARNING SYSTEM, sebuah fitur yang membaca pergerakan dana asing di IHSG dan berhasil memprediksi berhasil memberikan lebih dulu memberikan warning di semua semua kejatuhan IHSG dalam 10 tahun terakhir. Ikuti gatheringnya dan dapatkan sistemnya secara gratis disini (khusus alumni Foreign Flow).
Website Administrator
Creative Trading System | Creative Idea in Stock Market