Sampai penutupan sesi 1 kemarin, kami melihat semuanya baik-baik saja, dimana IHSG terkoreksi 1.9% dan asing tercatat melakukan aksi jual sebesar 369M. Kami menganggap koreksi tersebut adalah aksi Mark Down yang wajar dan sudah dapat diprediksi dari beberapa hari sebelumnya. Namun sepanjang sesi kedua perdaganan kemarin, secara perlahan tapi pasti Asing IHSG terus bergerak turun, pertanyaan demi pertanyaan terus masuk kepada kami dari berbagai media seiring dengan turunnya IHSG. Pada akhirnya IHSG ditutup dengan koreksi 3% dan outflow asing sebesar 710 M.
Dari mayoritas pertanyaan yang masuk sepanjang perdaganan sesi 2 kemarin, mayoritas menanyakan apakah koreksi yang terjadi adalah Mark Down seperti yang kami skenariokan sejak hari Selasa lalu, ataukah penurunan ini karena Panic Selling Asing meresponi RAPBN yang ditolak DPR.
Melalui posting ini kami akan mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan yang masuk tersebut :
MARK DOWN IHSG
Teori Foreign Flow mengatakan :
Dalam setiap Trend Bullish yang baik, akan selalu terjadi aksi Mark Down oleh Asing dimana harga mengalami penurunan yang signifikan, namun tidak disetai Outflow yang signifikan.
Beberapa point penting yang bisa kita ambil dalam point tersebut adalah :
- Trend bullish akan lebih sehat jika terjadi Mark Down
- Dua Syarat dalam Mark Down adalah Penurunan Signifikan dan Outflow Tidak Signifikan
Point kedua tersebut menjadi pertanyaan bagi banyak pembaca, karena outflow yang terjadi kemarin cukup besar yaitu 710M, namun apakah penurunan itu cukup signifikan untuk koreksi sebesar 2.95%.
Jika kita membagi penurunan IHSG terhadap outflow yang terjadi, maka kita mendapati bahwa bobot outflow setiap 1% penurunan IHSG sebesar 240M, jumlah ini bukanlah jumlah yang terlalu istimewa, sebagai pembanding penurunan yang terjadi hari Rabu lalu adalah sebesar 227M per 1% penurunan IHSG.
Sebagai perbandingan lain di akhir bulan April lalu ketika IHSG mulai masuk ke dalam trend bearish, ratio outflow Asing mencapai 624M per 1% penurunan.
Jadi jika kita masih optimis terjadi mark down sampai penutupan perdaganan hari Rabu kemarin, seharusnya kita tidak perlu terlalu khawatir juga pada perdagangan kemarin.
Jika kita melakukan perhitungan lain Total Foreign Flow dalam 6 hari kebelakang adalah sebesar +16M, sementara pergerakan IHSG dalam periode yang sama adalah -181 point (turun 3.8%) perhitungan ini memperkuat asumsi bahwa sedang terjadi mark down yang besar di IHSG dalam beberapa hari terakhir, karena IHSG turun Signifikan, sementara Outflow tidak Signifikan.
DPR dan RAPBN 2016
Setiap kali terjadi koreksi yang besar di IHSG, para pelaku pasar dan media cetak atau online umumnya akan berusaha mencari alasan dari koreksi yang terjadi tersebut, beberapa alasan yang umumnya digunakan adalah Indeks Regional, Nilai Tukar Rupiah, The Fed, dll. Namun jika tidak ada satupun dari faktor-faktor tersebut yang menjelaskan turunnya IHSG, maka umumnya para pelaku pasar akan mencari alasan ke dalam Negeri. Jika ada data ekonomi yang dirilis, maka data ekonomi tersebut yang akan menjadi kambing hitam. Jika tidak umumnya kondisi Politik yang akan dijadikan opsi terakhir.
Tentu beberapa dari kita masih ingat beberapa bulan yang lalu IHSG sempat terkoreksi ‘disebabkan’ karena kriminalisasi KPK. Menurut pendapat kami kisruh di DPR hari ini, tidak ada bedanya dengan pristiwa-pristiwa politik sebelumnya. Karena memang seperti itulah cara kerja Market Indonesia, begitulah cara kerja Bandar.
Jika hari ini IHSG menguat, maka berita yang akan keluar kurang lebih “Market Optimis DPR akan sepakati RAPBN”
Related : Kesempatan terakhir Workshop Foreign Flow Semarang – 31 Sept 2015
TARGET IHSG DALAM JANGKA PENDEK
Jika asumsi kami benar bahwa koreksi yang terjadi saat ini hanya merupakan mark down, maka menurut teori Foreign Flow, IHSG seharusnya masih akan bisa naik ke atas 4.700 dalam beberapa minggu kedepan, karena penurunan yang terjadi memang hanya merupakan upaya menurunkan harga untuk Bandar melakukan akumulasi di harga yang lebih murah.
Namun untuk menebak sejauh mana Bandar akan me Mark Down IHSG adalah tugas yang lebih sulit, menurut kami jika mengasumsikan tidak ada berita negatif tambahan yang muncul di IHSG, dan RAPBN akan beres hari ini, maka target level saat ini adalah level yang ideal untuk melakukan pembelian.
Namun jika hari ini atau Senin depan ada sentimen negatif yang besar dari regional, atau nilai tukar rupiah, maka kemungkinan IHSG dapat turun lebih dalam lagi dalam jangka pendek.
Secara Technical IHSG memang masih berhutang menutup Gap di 4.343, level tersebut bisa saja dicapai jika memang kondisi mendukung terjadinya mark down lanjutan. Namun selama yang terjadi hanyalah Mark Down, cepat atau lambat IHSG akan naik lagi, dan ini adalah peluang yang baik untuk kita melakukan pembelian.
Website Administrator
Creative Trading System | Creative Idea in Stock Market