Demi menyelamatkan margin, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) kembali mengerek harga jual produknya.
Pada Agustus ini, UNVR telah mengerek rata-rata harga jual sekitar 1%. Kenaikan tersebut lantaran nilai tukar Rupiah yang semakin melemah.
“Sebanyak 55% biaya kami berhubungan dengan hard currencies. Terpaksa harus menyesuaikan,” sebut Direktur Hubungan Eksternal UNVR Sancoyo Antarikso, Selasa, (25/8).
Sebelumnya, UNVR telah menaikkan harga jual 1% di bulan Maret. Sementara di tahun lalu, UNVR dua kali menaikkan harga jual yakni 4%-5% di Maret dan 5% di September.
Sejak awal tahun, nilai tukar Rupiah telah melemah 13,07%. Berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia (BI), Rupiah berada di posisi Rp 14.067.
Sementara di akhir tahun lalu, nilai tukar Rupiah hanya Rp 12.440.
Apabila nilai tukar terus melesu, Sancoyo mengaku belum tahu apakah akan kembali mengerek harga jual.
Menurutnya, UNVR akan terus memonitor perkembangan nilai tukar Rupiah.
Lebih lanjut, UNVR berencana menggenjot ekspor.
Saat ini UNVR pun tengah mempersiapkan untuk meningkatkan ekspor ke negara yang banyak memiliki populasi masyarakat Indonesia.
Yogi Sapta Prakoso, General Manufacturing Manager Foods UNVR menyebut bahwa UNVR telah melakukan ekspor ke Filipina, Singapura, Malaysia, Belanda, Australia, Korea Selatan, Afrika Selatan, dan lain-lain.
Namun karena mengutamakan serapan domestik, UNVR masih membatasi porsi ekspornya. Adapun, porsi ekspor UNVR baru sekitar 5% terhadap total penjualan.
UNVR baru saja meresmikan pabrik bumbu masak Royco dan kemasan kecap Bango.
Pabrik dengan kapasitas 7 miliar pieces per tahun ini dibuat untuk memenuhi permintaan pasar Indonesia dan ekspor ke beberapa negara di Asia, Eropa, dan Afrika.
Source : kontan.com
Website Administrator
Creative Trading System | Creative Idea in Stock Market