Seperti kita ketahui hari Jumat lalu, saham-saham Bakrie Group seakan-akan bangkit dari kuburnya, di pimpin oleh kenaikan BUMI yang naik 34% di hari Jumat lalu, euforia ini menular ke saham-saham Bakrie lainnya, seperti pembahasan yang kami lakukan pada akhir sesi1 hari Jumat lalu, BRMS dan ENRG adalah 2 saham yang sepertinya tertular euforia kenaikan BUMI.
Melanjutkan pembahasan kami hari Jumat siang dengan menggunakan salah satu jenis analisa Bandarmologi paling sederhana yang pernah kami share dalam artikel BRMS digoreng Bandar, bagaimana mendeteksinya ?! Dengan menggunakan metode berpikir terbalik, dimana kami tidak memfokuskan pada pergerakan Bandar, namun fokus pada pergerakan investor ritel.
Kali ini kami akan mencoba membahas bagaimana pergerakan Investor Ritel pada ketiga saham ini sepanjang sesi 2 perdagangan hari Jumat lalu.
BUMI
Pada sesi 1 tadi BUMI, naik 34% dengan transaksi luar biasa mencapai 109M dalam jangka waktu yang cukup pendek. Dalam periode tersebut kita bisa melihat kalau dua broker ritel terbesar YP (Daewoo) dan PD (IPOT) masuk dalam 3 besar Net Seller di sesi 1 tadi, jadi ketika harga BUMI bangkit investor ritel ritel justru jualan, artinya bandar kemungkinan sedang belanja, atau paling tidak me Mark Up saham ini.
Jika kondisi ini terus bertahan sampai akhir sesi 2 nanti maka ada kemungkinan besar harga BUMI masih akan naik minggu depan. Melihat aksi bandar yang belum jualan, memberikan kita tanda-tanda bahwa meskipun saham ini kemungkinan masih akan kembali lagi ke harga 50, namun aksi bandar sepertinya belum selesai, dan masih terbuka kemungkinan sahamnya masih akan digoreng dulu, dalam waktu dekat.
Skenario yang di buat di akhir sesi 1 kemarin menjadi kenyataan, sepanjang sesi 2 tidak banyak perubahan baik dari sisi harga atau komposisi broker summary di saham BUMI. Dari sisi Top Buyer, 5 besar broker buyer masih ditempati oleh broker-broker ‘non ritel’. ID menambah pembeliannya 100 ribu lot, dan KI naik ke peringkat 3 padahal sebelumnya hanya berada di peringkat ke 9.
Dari sisi penjual YP dan PD yang merupakan indikator pergerakan ritel tampak terus melakukan penjualan sepanjang sesi 2 hari Jumat, tecatat kedua broker tersebut menambah penjualannya sebesar 300 ribu lot senpanjang sesi 2.
Dengan berjalannya skenario yang kami sebuhkan di sesi 1 hari Jumat, maka kemungkinan BUMI akan melanjukan kenaikannya minggu ini cukup besar. Saham ini masih sangat layak diperhatikan bagi trader jangka pendek
BRMS
Hal yang bertolak belakang justru terjadi di BRMS, YP dan PD justru tercatat sebagai net buyer, artinya ritel yang belanja, maka kemungkinan bandar sedang jualan. Dalam kondisi seperti ini bandar masih berpeluang mencoba menggoreng saham ini sambil melihat apakah dengan semakin naiknya harga ritel akan merubah strateginya, dan melakukan profit taking, atau justru akan semakin bernafsu untuk membeli saham ini.
Jika ritel terlihat masih bernafsu membeli kemungkinan dalam jangka pendek bandar masih akan mengkerek saham ini sambil terus melakukan penjualan. Karena pergerakan BUMI terbukti berhasil meningkatkan minat beli ritel di saham BRMS, dan sangat logis jika bandar memanfaatkan kondisi ini untuk melakukan penjualan di saham ini, seperti yang terjadi di sepanjang sesi 1 tadi. Jadi tidak ada salahnya bandar semakin meramaikan kondisi ini, untuk melakukan penjualan.
Skenario yang kami tuliskan di akhir sesi 1 juga menjadi kenyataan sepanjang sesi 2 di hari Jumat lalu di saham BRMS. Sebelumnya kami mengatakan bahwa BRMS masih berpotensi mengalami kenaikan, kalau saja ketika harganya mengalami kenaikan investor ritel terus justru terus melakukan pembelian di saham ini, dan bukan melakukan profit taking.
Kenaikan seperti ini memang merupakan kenaikan yang berbahaya, karena justru disertai dengan aksi distribusi bandar (akumulasi investor ritel). Di harga penutupan hari Jumat kemarin, kami melihat peluang kenaikan BUMI masih lebih besar dibandingkan BRMS dalam jangka pendek.
ENRG
Efek sentimen naiknya BUMI juga terlihat di saham ENRG, ritel terlihat berbondong – bondong membeli saham ini meskipun harganya belum bergerak sepanajang sesi 1 ini, YP tercatat sebagai net buyer di saham ini, dibanding kedua saham di atas saham inilah yang resikonya paling besar, karena jika BUMI tidak melanjutkan kenaikannya, yang membeli saham ini kemungkinan akan langsung join ke dalam puluhan ribu investor ritel yang nyangkut di saham ini tanpa punya peluang untuk jualan.
Di saham ini juga skenario sesi 1 hari Jumat menjadi kenyataan, meskipun harganya tidak bergerak sama sekali sepanjang hari Jumat, namun investor ritel tampak terus mengkoleksi saham ini dengan harapan harganya juga akan menyusul kenaikan BUMI atau BRMS. Investor Ritel di YP saja sudah membeli sebesar 130 ribu lot di harga 50 sepanjang sesi 2.
Dari sudut pandang bandarmologi dalam 2 kasus sebelemunya kita bisa melihat bahwa boker summary saham ini jauh lebih mirip BRMS daripada BUMI, namun karena harganya yang masih 50 resiko di saham ini kami anggap lebih besar dari kedua saham sebelumnya, karena jika kedua saham di atas mengalami koreksi, kemungkinan saham ini akan melanjutkan tidur panjangnya di 50, tanpa memberi kesempatan ritel untuk melakukan penjualan atau cut loss.
Karena ketiga saham ini semuanya bergerak sesuai skenario yang kami tuliskan hari Jumat siang, maka analisa kami terhadap ketiga saham ini pun tetap sama. Kami masih menganggap BUMI menjadi saham paling menarik, disusul oleh BRMS, baru ENRG yang kami anggap sebagai saham dengan resiko paling besar.
Catatan : Saham ini adalah saham yang beresiko sangat tinggi, dan bukan untuk coba-coba, bagi anda yang ingin masuk pastikan diri anda kalau anda memang sudah memiliki skill untuk trading saham gorengan selama ini
Website Administrator
Creative Trading System | Creative Idea in Stock Market
1 comment
Mantap Bro.. semakin tajam analisanya..
GBU