Jika kita melihat perkembangan IHSG dan update berita mengenai krisis yang dialami oleh beberapa pemain besar di dalam negeri kita sama-sama tahu kalau Krisis Bandar sudah tidak terelakan lagi.
Sekarang yang penting adalah bagaimana kasus ini bisa terselesaikan dengan baik dan Murka Bandar dan aksi liquidasi paksa asset-asset yang sedang bermasalah bisa segera berakhir.
Karena selama hal tersebut masih terus berlanjut, sangat sulit untuk IHSG bisa kembali seperti masa sebelum krisis Bandar dan program YukGorengSaham bisa kembali dijalankan untuk memancing terus masuknya dana segar ke bursa kita selagi Ekonomi Riil masih mengalami krisis karena penyebaran Covid19 yang tidak terkendali.
Sejauh ini nama-nama besar seperti Asabri dan BPJS TK nampaknya akan terkena kasus ini, belum lagi 2 Fund Manager luar yang beroperasi di Indonesia juga sudah pernah dipanggil oleh Kejaksaan Agung.
Kalau ke 4 institusi tersebut terkena kasus, maka akan dibutuhkan restrukturisasi besar di bisnis perbandaran dalam negeri, yang notabene akan berdapak besar terhadap harga saham.
Jika kami melihat adanya pemain-pemain besar yang menampung saham-saham kesayangan ritel di masa kejatuhannya, kami melihat proses restrukturisasi sepertinya sudah dimulai sejak minggu lalu.
Namun kami sendiri masih takut untuk berspekulasi sepanjang minggu lalu dan lebih memilih untuk memegang Cash. Karena kami belum memiliki gambaran yang jelas terhadap seberapa besar dinasti perbandaran yang terkena dalam krisis tahun 2021 ini.
LIQUIDASI ABERDEEN INVESTMENT
Kondisi semakin kurang kondusif pasca keluarnya berita akan keputusan Aberdeen Investment untuk keluar dari Indonesia.
Artinya ada portfolio saham yang nilainya bisa mencapai puluhan Triliun yang akan dijual dalam beberapa bulan kedepan. Pertanyaanya kalau Aberdeen akan mengambil uang dari bursa dengan menjual saham dalam portfolio mereka, maka uang siapa yang akan mereka ambil ?
Dalam kondisi Krisis Bandar seperti saat ini, dan dimana murka Bandar Lokal sudah membuat banyak investor ritel ketakutan untuk menggunakan uangnya untuk dibelikan saham. Maka sangat sulit bagi Aberdeen Investsment untuk mengambil uang investor ritel di pasar modal.
Mempertimbangkan runyamnya kondisi perbandaran di dalam negeri, dan hancurnya saham-saham yang dibandari oleh Bandar Lokal, sebenarnya investor asing masih memiliki kekuatan untuk menyelamatkan IHSG.
Namun ironisnya dalam beberapa hari terakhir, investor asing tampak memilih untuk menghentikan aksi beli mereka yang sebelumnya cukup berhasil menahan kejatuhan IHSG.
Seperti kita tahu di awal bulan Januari sebelum Krisis Bandar 2021 ini dimulai investor asing sedang melakukan akumulasi di saham-saham yang mereka Bandari. Namun ketika mereka sedang asik-asiknya meng-akumulasi munculah Krisis Bandar 2021 yang sepertinya tidak mereka prediksi sebelumnya.
Hal terburuk yang mungkin terjadi adalah, investor asing sudah malas menampung saham-saham dari proses liquidasi asset dari fund manager lokal bermasalah, yang kita tahu juga memegang saham-saham bluechip.
Mungkin mereka sudah mendapatkan informasi kalau para pemain besar lokal sudah tersudut dan harus menjual juga saham-saham bluechip yang ada di portfolio mereka yang notabene dibandari oleh Asing. Jika mereka mendapatkan informasi itu mereka tentunya akan berpikir :
Ngapain mereka tampung barang-baran itu di harga atas ?
Toh di harga murah pun akan dijual juga.
Jadi sejauh ini kami memilih untuk lebih wait and see, karena masalah seperti ini jelas bukan masalah biasa, dan Bandar juga bisa bergerak dengan tidak biasa. Jadi kami meresa meskipun kalau semua biasa-biasa saja, kami melihat ada begitu banyak saham menarik untuk dibeli, namun karena koreksi ini bukan koreksi biasa, kami memilih untuk jauh lebih berhati-hati.
Founder & Creative Director of Creative Trading System.
Creative Thinker, Stock Trader, Typo Writer & Enthusiastic Teacher.
Big believer of Sowing and Reaping.
Just A Simple Man with Extraordinary God
1 comment
Setuju pak. Terima kasih informasi dan analisa situasi dan kondisi terakhir yang komprehensif.