Sepanjang hari kemarin, kami melihat pembahasan dan status-status para investor dan trader saham di social media, dan umumnya mereka fokus membahas mengenai nilai tudak rupiah yang sudah sempat tembus 15.000 dalam perdagangan kemarin. Seperti kita tahu bahwa gejolak rupiah kemarin juga diikuti oleh kejatuhan IHSG yang sempat turun sampai lebih dari 4%.
Kondisi yang sama kemungkinan akan kembali berulah hari ini, fokus para investor kembali ke pergerakan nilai tukar rupiah. Seperti kita ketahui kemarin USD/IDR bergerak cukup volatil, sesuatu yang memang sudah terjadi dalam 3 hari terakhir.
Jika kita melihat tingginya volatilitas rupiah dalam perdagangan kemarin,seperti terlihat pada grafik di atas kita bisa melihat bahwa dollar sempat mencapai level 15.300, sebelum akhirnya turun kembali ke bawah level 15.000 di penutupan kemarin.
Dari pergerakan tersebut kita bisa melihat realisasi dari aksi intervensi yang sedang dilakukan oleh Bank Indonesia saat ini untuk menjaga nilai tukar rupiah. Jadi bagi anda yang berharap krisis USD segera berakhir, mari kita sama-sama tunggu aksi-aksi lanjutan dari pemerintah untuk menenangkan suasana.
Karena selama ini pergerakan rupiah hanya akan memberikan dampak besar pada IHSG ketika volatilitasnya tinggi seperti beberapa hari terakhir, jika harga mulai stabil atau bahkan naik pelan-pelan, umumnya apa yang terjadi di rupiah tidak banyak berpengaruh pada pergerakan harga saham dan IHSG. (Seperti yang kami tunjukan dalam grafik korelasi Rupiah dengan IHSG dalam pembahasan kemarin)
Jika kita melihat kondisi IHSG sendiri, kita bisa melihat meskipun suasana memang tidak sedang kondusif dan banyak investor lokal sedang panik karena pelemahan ini, namun investor asing sendiri yang salama ini memutuskan kemana arah IHSG terlihat belum banyak beraksi.
Sebagai contoh dalam perdagangan kemarin total outflow hanya sebesar 897M, jumlah yang relative kecil untuk penurunan IHSG yang lebih dari 3% seperti yang terjadi dalam perdagangan kemarin, jadi sejauh ini kita hanya melihat investor lokal yang panik, investor asing sendiri geraknya masih terlihat cukup rapi dan terencana.
Memang benar bahwa di stock market tidak bisa ada kedua pihak tersebut sama-sama panik di waktu yang sama. Kalau RITEL (dalam hal ini Investor Lokal) sedang PANIK, maka BANDAR tidak boleh PANIK juga. Bandar harus tetap tenang dan membeli aksi panik selling dari investor ritel, di sisi lain ketika ada berita-berita buruk yang terjadi di sebuah perusahaan BANDAR selalu jadi pihak yang pertama kali tahu, sehingga mereka bisa PANIK duluan, ketika ritel belum tahu apa-apa.
Jadi ketika BANDAR jualan, ada RITEL yang tidak tahu apa-apa yang masih mau membeli. Sampai suatu hari beritanya dikeluarkan supaya RITEL PANIK, jualan, dan tugas Bandar yang kembali membeli saham tersebut. Itulah fondasi dari setiap stock market di dunia, Buyer dan Seller. Hal yang sama juga menjadi dasar dari Ilmu Bandarmologi.
Jika kita kembali ke kondisi IHSG saat ini, satu hal yang kita tahu pasti, saat ini investor lokal sedang panik, artinya investor asing yang selama ini berperan sebagai ‘Bandar’ dari IHSG memang tidak boleh atau tidak bisa ikut panik.
Pertanyaanya sekarang saat ini investor asing itu, tidak panik, tidak bisa panik, atau malah membuat panik.
Kalau tidak panik artinya mereka memang masih tenang-tenang saja dengan kondisi Ekonomi saat ini dan kedepan, kalau tidak bisa panik artinya mereka sebenarnya khawatir tapi mereka tentu tidak bisa ikut panik ketika lokal sedang panik seperti saat ini jadi mereka memilih untuk pura-pura tenang. Atau mereka justru sengaja menjatuhkan IHSG untuk membuat lokal panik untuk memanfaatkan momentum pelemahan rupiah ini supaya nantinya bisa kembali memborong saham unggulan di harga murah.
Opsi pertama dan ketiga bisa dilakukan bersamaan, dan jika ini yang terjadi kemungkinan investor asing akan dengan ‘senang hati’ membuat IHSG jatuh namun di saat yang sama asing tidak akan jualan besar-besaran kurang lebih seperti yang kita lihat dalam perdagangan kemarin.
Sementara jika opsi kedua yang sebenarnya sedang terjadi di kalangan investor asing saat ini, maka asing akan berusaha menenangkan IHSG, dan membuat IHSG rebound, membangkitkan kembali harapan investor lokal, sambil secara perlahan mereka jualan saham dalam jumlah besar, ketika minat beli lokal sudah kembali pulih.
Jadi jika anda adalah investor lokal yang fokus mengikuti pergerakan investor asing dalam beberapa hari kedepan akan menjadi momentum yang menarik untuk kita, dan terbuka lebar kesempatan untuk buy on weakness. Karena ada banyak saham unggulan yang sudah bertumbangan dan kita tahu kalaupun memang asing sebenarnya panik, mereka akan berusaha menenangkan market dulu dalam waktu dekat, mengangkat IHSG baru mulai jualan lagi. Jadi kita yang posisinya kecil di market dan bisa keluar masuk dengan bebas setiap hari bisa memanfaatkan momentum tersebut untuk mencari keuntungan jangka pendek.
Jadi akankah IHSG tembus ke bawah 5.600 dalam waktu dekat? Menurut kami selama Bank Indonesia belum berhasil menenagkan gejolak nilai tukar, maka kemungkinan ISHG turun ke bawah 5.600 cukup besar terutama jika terjadi hari ini atau besok.
Namun kami tidak percaya penurunan tersebut akan berlangsung dalam waktu yang panjang kami percaya IHSG akan segera rebound lagi, ke atas level 5.600, dimana pada saat tersebut kita akan mendapat bayangan yang jelas apakah investor asing saat ini memang tidak panik atau justru tidak bisa panik.
Founder & Creative Director of Creative Trading System.
Creative Thinker, Stock Trader, Typo Writer & Enthusiastic Teacher.
Big believer of Sowing and Reaping.
Just A Simple Man with Extraordinary God