Pada perdagangan kemarin IHSG mengalami penurunan harian terbesarnya sepanjang tahun 2020 ini, IHSG terkoreksi 1.7% dalam perdagangan terakhir, dimotori oleh penurunan saham-saham komoditas dan konstuksi. Para Analis (komentator saham) mengatakan penurunan IHSG tersebut disebabkan oleh wabah Virus Corona yang memang semakin mengkhawatirkan. Namun benarkah IHSG turun karena hal tersebut ?!
Pertama, mari kita mengerti kenapa para komentator saham menghubungkan penurunan IHSG kemarin dengan Corona Virus ? Jawabannya cukup sederhana, karena memang pada perdagangan kemarin ada 2 berita besar yang jadi fokus perhatian, Meninggalnya Kobe Bryant dan CoronaVirus. Jadi tugas seorang analis adalah menghubungkan pergerakan IHSG (yang kebetulan dibanting turun) kemarin dengan salah satu dari berita tersebut, dan tentunya para analis akan menghubungkan penurunan IHSG dengan berita Virus Corona, karena kurang masuk akal dan kurang etis kalau mereka mengatakan penurunan IHSG kemarin disebabkan karena tewasnya Kobe Bryant. Jadi sebenarnya itulah alasan mengapa para komentator saham menghubungkan penurunan IHSG kemarin dengan Virus Corona.
Kalau hari ini IHSG bergerak naik, maka para komentator saham akan bertugas untuk mencari berita lain untuk dihubungkan dengan kenaikan IHSG. Kalaupun mereka tidak ketemu berita yang cocok, maka bisa tetap dihubungkan dengan virus corona, namun dibahasnya akan seperti ini : “Penguatan IHSG hari ini disebabkan karena meredanya ketakutan investor akan penyebaran virus corona.” , kalau hari Rabu IHSG turun lagi, bisa dibilang investor takut lagi pada virus corona.
Lalu apa efek sebenarnya dari penyabaran Virus Corona pada IHSG ?
Ok mari kita bahas satu per satu…
Hal penting pertama yang perlu kita ketahui adalah, menurut statement dari Menteri Kesehatan kemarin, dikatakan dengan tegas sampai saat ini tidak ada satupun kasus orang yang terkena Virus Corona di Indonesia. Artinya belum ada efek langsung dari Virus Corona di Indonesia. Jadi sampai saat ini effectnya baru sampai ke perasaan saja.
Namun bagaimana kalau yang paling ditakutkan benar-benar terjadi dan penyebaran sampai ke Indonesia dan ke berbagai negara di dunia lainnya ? Karena katanya bursa saham tidak bergerak menurut keadaan saat ini tapi keadaan di masa yang akan datang.
Ok mari sekarang masuk ke worst case skenario, dan coba berandai-andai tentang effect corona virus terhadap IHSG, kalau memang virus tersebut mewabah sampai ke Indonesia.
Akan ada kemungkinan virus tersebut mewabah ke satu perusahaan terbuka dengan market cap besar sehingga nilai dari perusahaan tersebut berpengaruh pada IHSG. Ok mari kita berandai-andai, sebut saja virusnya mewabah ke para pegawai Semen Indonesia jadi somehow SMGR harus berhenti ber-operasi karena secara ajaib seluruh cabang/pabrik Semen Indonesia terjangkit virus corona.
Kalau ini yang terjadi tentu akan berdampak sangat buruk untuk IHSG karena semua investor yang punya saham SMGR akan berusaha menjual sahamnya, dan tentunya tidak ada yang mau membeli. Dalam kondisi extreme seperti itu BEI tentunya akan mensuspend, perdagangan SMGR supaya tidak berdampak buruk pada IHSG.
Worst Case skenario lain, penyebaran virus corona tersebar secara merata di beberapa kota di Indonesia, dan seperti di China sekarang aktivitas ekonomi terpaksa di-stop dulu untuk mencegah penyebaran lebih lanjut, jika itu terjadi mungkin akan membuat investor asing yang mengatur pergerakan IHSG panik, dan mencoba menjual sebanyak mungkin saham yang mereka miliki di Indonesia.
Masalahnya kalau hal terburuk itu terjadi, maka hampir bisa dipastikan Investor Asing tidak bisa menjual sahamnya ke siapa pun, karena sepanik-paniknya investor asing, orang di dalam negeri akan lebih panik lagi, dan orang yang kesehatan dan keselamatannya terancam tentu tidak akan berpikir untuk membeli saham. Kalau lokal tidak mau membeli, asing pun tentunya tidak bisa jualan. Selain itu BEI pun kemungkinan akan segera menghentikan dulu aktivitas perdagang saham di BEI sampai krisis benar-benar tertangani.
Atau hal lain yang mungkin dapat berpengaruh pada bursa kita, misalnya penyebaran virus corona tidak terjadi di Indonesia, namun di Amerika Serikat dan Eropa yang Investor Asingnya mengatur pergerakan IHSG, kalau itu terjadi ada kemungkinan para investor asing akan panik dan karena mereka mau fokus pada keselamatan pribadi dan tidak mau dipusingkan urusan saham, maka investor asing memutuskan untuk meliquidasi sebanyak mungkin assetnya di luar negeri termasuk di Indonesia. Kalau itu terjadi IHSG akan turun tajam karena adanya aksi jual besar-besaran yang dilakukan investor asing di IHSG.
Namun untungnya sampai saat ini belum ada indikasi kalau hal itu terjadi, karena bahkan di masa koreksi IHSG kemarin pun, investor asing masih tercatat Net Buy di IHSG.
Lalu kenapa IHSG turun kemarin ?!
Jangan khawatir, tanpa ada virus corona pun setiap hari pun IHSG akan selalu naik-turun , nanti setelah virus ini berhasil ditanggulangi pun, IHSG akan tetap naik turun. Karena begitulah cara investor asing mencari keuntungan di bursa kita, jadi fokus kita trading tetap bisa sama, penurunan ini hanyalah sebuah mark down investor asing yang dilakukan pada waktu penyebaran Virus Corona dan meninggalnya Kobe Bryant. So far kita bisa fokus trading dengan tenang.
Jadi kesimpulannya sejauh ini belum ada effect riil dari penyebaran virus corona terhadap IHSG atau bursa saham Indonesia. Dan kita semua tentunya harus berdoa supaya penyebaran virus tersebut bisa segera ditanggulangi, dan tidak muncul korban baru dimana pun.
Karena kalau virus tersebut terus menyebar, akan terjadi musibah besar di seluruh dunia, dan kalau itu sampai terjadi, kita tentunya tidak akan fokus ke saham lagi, karena keselamatan kita dan keluarga kita yang sedang terancam, bukan saham kita.
Founder & Creative Director of Creative Trading System.
Creative Thinker, Stock Trader, Typo Writer & Enthusiastic Teacher.
Big believer of Sowing and Reaping.
Just A Simple Man with Extraordinary God
1 comment
analisa bagus dan sangat masuk akal, bahwa sebenarnya hubungan ketakutan penyebaran virus corona dengan drop nya index bursa saham hanya ilusi para analisis , panic selling trader kecil ,begitu juga euphoria trader kecil ,di manfatkan oleh broker / bandar besar , MEMBELI dan MENJUAL barang mereka .