Bursa saham adalah tempat yang sangat baik untuk menjual optimisme. Semua orang ingin perusahaan mereka, atau perusahaan yang mereka investasikan bertumbuh. Namun dengan prinsip yang sama seperti berdagang, kita perlu paham bahwa ketika seseorang melakukan promosi, itu tentu berarti iya mau jualan.
Namun terkadang yang Investor Ritel, karena sudah terbuai dengan optimisme si promotor, tidak menyadari adanya perubahan trend, dan menolak untuk melihat bahaya. Dan itulah kehebatan bandar Bakrie! Mereka bisa menjual Optimisme dengan sangat luar biasa, sehingga bahaya didepan matapun tidak bisa orang lain lihat.
Artikel ini kami tulis Februari 2017 lalu, disaat bandar Bakrie, yang akhirnya kita tahu saat ini berhasil membantai ribuan Investor Ritel di saham group ini. Simak pembahasan selengkapnya.
Tahukah anda, ada ‘tanda-tanda alam’ yang hampir selalu berulang sebelum bursa saham mengalami kejatuhan yang mengerikan, sebuah kondisi yang hampir selalu berulang, dan ironisnya hampir selalu berhasil menjerumuskan para investor ke dalamnya. Tanda-tanda tersebut terjadi di saham maupun di Index bahkan pada level Dow Jones sekalipun.
Jika anda pernah menonton Film Documentary berjudul The Big Short yang rilis pada tahun 2015 lalu, anda akan melihat secara jelas bahwa ‘tanda-tanda alam’ bahkan juga muncul sebelum kejatuhan market dunia di tahun 2008 lalu, film tersebut menceritakan tentang sekumpulan trader berpengalaman di Amerika yang menyadari bahwa Market Property di US sudah dalam kondisi bubble, dan hanya tinggal menunggu waktu saja untuk collapse, dan akan menyeret jatuh Ekonomi Amerika dan dunia, menariknya mereka menyadari hal tersebut 2 tahun sebelum kejatuhan Market Crash di tahun 2008 lalu. Film tersebut menceritakan pendertitaan yang dialami para trader tersebut selama hampir 2 tahun dalam penantian mereka akan kejatuhan market property. Mereka juga ditertawakan hampir semua praktisi di pasar modal pada saat itu, karena mayoritas investor pada saat itu percaya kalau property market di Amerika Serikat tidak akan pernah bisa jatuh.
Hal menarik lainnya yang bisa kita pelajari dari cerita tersebut adalah: sebenarnya tanda-tanda akan jatuhnya market property di Amerika pada saat itu sudah dapat terlihat dengan kasat mata, namun pada saat itu investor pada umumnya sudah terlalu optimis, dan terlena akan kenaikan harga property, sehingga tidak sanggup melihat tanda-tanda alam bahwa market hanya tinggal menunggu waktu saja untuk jatuh.
Tanda-Tanda Alam yang kurang lebih serupa juga terjadi di saham-saham Bakrie Group, tanda-tanda yang muncul sebelum kejatuhan yang mengerikan di saham-saham Group ini. Tanda apakah itu ? Berikut pembahasannya :
Very Noisy and Optimistic Uptrend, tanda pertama adalah ketika kenaikan harga suatu saham sedang terjadi, saham ini selalu jadi pusat perhatian di berbagai media, forum saham, group chat, dan berbagai komunitas investor lainnya. Akan banyak pakar saham musiman bermunculan dan sibuk merekomendasikan saham ini, memberikan target yang semakin hari semakin tinggi. Bukan hanya itu mereka juga mengaku sudah membeli saham ini dari harga murah, dan terus membanggakan saham yang bersangkutan kepada investor-investor ritel lainnya, dan mengajak semua investor untuk membeli saham tersebut, karena prospeknya yang dianggap sangat luar biasa. Semakin harganya naik, semakin banyak yang merekomendasikan, dan semakin tinggi juga optimisme investor ritel di saham ini.
Bukan cuma itu trend membanggakan keuntungan yang sudah terbentuk juga membuat banyak investor ritel lain meniru tindakan tersebut, setiap kali mereka untung pada saham yang bersangkutan mereka akan membanggakannya di berbagai media, sehingga semakin banyak investor ritel yang ingin ikut merasakan keuntungan pada saham ini, dan saham ini menjadi viral.
Jika kita melihat kenaikan saham-saham Bakrie Group dalam beberapa bulan terakhir, kita melihat kondisi yang sama juga terjadi. Saham-saham group ini selalu menjadi pusat perhatian di saat harganya bergerak naik, padahal seperti kita ketahui di waktu yang sama ada banyak saham yang naik lebih besar dari saham-saham group ini, namun saham tersebut tidak menjadi viral karena memang tidak dipromosikan Bandar pada saat harganya naik
(Pembahasan lebih lengkap mengenai fenomena ini pernah kami bahas dalam artikel : Jebakan Bandar di Saham Sejuta Umat )
Investor Tidak Dapat Menyadari Adanya Perubahan Trend, dalam kondisi wajar ketika suatu saham sudah naik signifikan, lalu harganya mulai bergerak turun maka para investor akan mengharapkan penurunan akan terus berlanjut, perubahan trend sedang terjadi, dan waktunya untuk profit taking di saham tersebut.
Namun investor yang sedang mengalami Euforia umumnya tidak bisa melihat adanya perubahan trend tersebut, tidak peduli harganya sudah naik seberapa tinggi, setiap kali terjadi koreksi harga investor tersebut selalu melihat koreksi tersebut sebagai kesempatan untuk membeli lebih banyak lagi.
Dari sudut pandang bandarmologi, fase seperti ini adalah waktu yang terbaik untuk seorang bandar melakukan aksi profit taking mereka, sebagai ahli dalam pergerakan Bandar sebenarnya sejak awal bulan Februari ini kami sudah memperingatkan bahwa Bandar sudah mulai profit taking di saham-saham Bakrie Group.
Pada tanggal 2 Februari lalu, kami merilis artikel yang mengatakan bahwa Bandar sudah Profit Taking di saham BUMI, dan kecuali BANDAR merubah strateginya berpotensi untuk terus turun. Kami menyarankan untuk segera profit taking, dan keluar sampai ada tanda-tanda bandar melakukan akumulasi kembali. (Artikel lengkapnya bisa anda baca disini)
Sebanarnya jika melihat grafik di samping, tanda-tanda perubahan trend sudah terlihat pada saat artikel tersebut dirilis, jadi jika kita memiliki sudut pandang yang netral, kita dapat menyadari adanya perubahan pergerakan trend meskipun anda tidak paham mengenai Bandarmologi sama sekali. Namun seperti kita ketahui Technical Analysis adalah sebuah analisa yang subjective, dan sangat sulit untuk memiliki sudut pandang yang objektif terutama di saham-saham yang sedang viral seperti BUMI, seperti dibahas pada point sebelumnya.
Related: Jika anda tertarik untuk mempelajari bagaimana membaca pergerakan Bandar dan bagaimana memanfaatkannya untuk keuntungan anda dalam trading maupun berinvestasi, ikuti Workshop Bandarmologi Akhir Tahun yang dalam 3 bulan kedepan akan diadakan di JOGJA, SURABAYA, JAKARTA, dan secara ONLINE . Informasi lengkap dan pendaftaran klik disini.
Menolak untuk Melihat Bahaya, pada fase ini hampir semua indikasi umumnya sudah menunjukan bahwa bahaya yang jauh lebih besar sudah di depan mata, namun para investor ritel masih terus memilih akan percaya, bahwa harga akan segera kembali bangkit.
Hal ini terjadi karena Bandar terus melakukan aksi profit takingnya, memanfaatkan euforia yang masih ada, namun kekuatan investor ritel semakin hari semakin terbatas seiring dengan banyaknya jumlah saham yang di distribusi.
Dalam fase ini bahaya bukannya tidak terlihat, namun para investor menolak untuk melihatnya, fase ini juga sering ditandai dengan tingginya gejolak emosi di berbagai forum-forum saham yang sibuk membahas saham yang bersangkutan. Ketika harga naik forum langsung dipenuhi oleh investor yang sibuk membanggakan keuntungannya, sementara ketika harga turun, semuanya diam seribu bahasa.
Bukan cuma itu dalam fase ini umumnya para fans saham yang bersangkutan lebih sensitif dan emosional, terutama jika ada analisa yang memberi rekomendasi negatif pada saham tersebut. Hal itulah yang kami alami pada tanggal 8 Februari lalu, ketika kami merilis artikel : Inikah Awal Kejatuhan Anak-Anak Bakrie Group ?
Pada saat itu kami mendapat puluhan komentar negatif dan ketidaksetujuan di berbagai forum dan komunitas saham, kami sendiri justru sangat menikmati respon tersebut, karena kami kami semakin yakin kalau saham-saham Bakrie Group ke fase ketiga ini, karena jika dilihat di grafik pada saat itu sebagian besar saham-saham Bakrie Group sudah ada di trend bearish, ‘kemarahan’ banyaknya investor justru merupakan sebuah konfirmasi yang lebih kuat lagi.
Untuk terus memantau level optimisme dan euphoria investor ritel di tengah penurunan harga yang sedang terjadi, kami membuat Voting Berhadiah: Kemana Arah Saham Bakrie di Akhir Februari 2017, kami menanyakan bagaimana pendapat mayoritas investor ritel terhadap prosepek saham – saham Group ini di bulan Februari dengan melihat kondisi terkini.
Sambil terus memantau pergerakan Bandar, tim riset kami juga terus memantau reaksi dan optimisme investor ritel di berbagai forum saham untuk dapat menebak langkah Bandar selanjutnya.
Fase Pembantaian Investor Ritel, dari hari ke hari hasil voting tersebut terus menunjukan bahwa Investor Ritel masih sangat percaya harga saham-saham Bakrie Group akan segera bangkit. Bahkan sampai tanggal 13 Februari lalu dimana hampir semua saham Bakrie sudah secara berkelanjutan, optimisme ritel masih tetap sangat terjaga, yang artinya Bandar masih bisa terus melancarkan aksi jualnya, karena masih banyak yang ingin membeli.
Berikut resume hasil voting samapi akhir hari di tanggal 13 Februari lalu.
Dari hasil voting tersebut kita menyadari betapa optimisnya investor ritel pada saat itu, dari 7 saham yang ditanyakan semuanya diprediksi akan naik puluhan persen dalam waktu singkat, ironisnya pilihan yang sampai saat ini merupakan jawaban yang benar (yang dikotak hijau) justru selalu mendapat suara paling sedikit utau kedua paling sedikit, dengan persentasi pemilih tidak pernah lebih dari 10%.
Tingginya optimisme investor ritel tersebut jelas dimanfaatkan secara maksimal oleh para Bandar untuk terus melakukan Distribusi, tidak heran harga pun terus turun di hampir semua saham Bakrie. Bahkan optimisme terlihat masih cukup besar setelah kami merilis artikel Inikah Akhir Perjalanan Saham-Saham Bakrie Group ?! di awal minggu ini.
Dan meskipun artikel tersebut kami akhiri dengan kalimat :
Jika memang terjadi kenaikan harga kemungkinan tidak akan mencapai level tertinggi sebelumnya lagi, namun masih bisa dimanfaatkan untuk para investor yang sudah sempat jualan di harga atas untuk kembali ber-spekulasi, atau bagi mereka yang nyangkut untuk bisa keluar dari saham-saham ini.
Kami melihat tidak ada indikasi aksi cut loss besar-besaran yang dilakukan investor ritel meskipun harga saham-saham Bakrie Group sudah mengalami rebound selama 2 hari, yang ada malah optimisme yang berangsur-angsur pulih. Optimisme tersebut akhirnya terkena pukulan paling telaknya pada perdagangan terakhir, dimana mayoritas saham Bakrie ditutup turun lebih dari 20%, dan CTS BAKRIE INDEX turun sampai 15%.
Dari pantauan kami di berbagai forum pasca jatuhanya saham-saham Bakrie kemarin, level optimisme investor ritel terhadap Bakrei Group sudah berada di level terendahnya dalam 3 bulan terakhir, dalam kondisi inilah justru merupakan waktu yang ideal untuk Bandar kembali bermanuver, menurut pandangan kami popularitas saham Bakrie sudah begitu tinggi, sehingga kemunkinan akan lansung mati hanya dengan satu pukulan telak seperti kemarin sangatlah kecil.
Kami percaya bandar masih akan kembali me MARK UP saham ini dalam beberapa waktu kedepan, psikologi investor ritel akan dimainkan lagi, namun seperti kami katakan sejak awal distribusi Bandar dalam kondisi seperti sekarang, saham Bakrie hanya cocok ditradingkan oleh trader berpengalaman, yang sudah paham benar membaca pergerakan Bandar dan sentimen market.
Bagi yang belum, sebaiknya menjauh dulu dari saham ini… Oh satu hal lagi, Mark Up Bandar biasaya hanya terjadi ketika ritel sudah panik dan sudah kehilangan minat beli, jadi kalau ternyata minat beli investor ritel masih tinggi, kejadian yang sama seperti kemarin masih bisa berulang 1-2 kali lagi.
Founder & Creative Director of Creative Trading System.
Creative Thinker, Stock Trader, Typo Writer & Enthusiastic Teacher.
Big believer of Sowing and Reaping.
Just A Simple Man with Extraordinary God